SIRAJ AT THALIBIN BAGIAN 1

Sahabat sahabatku yang tercinta seperti yang telah kita ketahui bahwa kitab Siraj At Thalibin karya Syekh Ihsan bin Dahlan Jampes Kediri adalah kitab yang membahas ilmu tasawuf, di dalam muqaddimah (pembukaan) kitab ini Beliau SYEKH IHSAN BIN DAHLAN berkata:

"Kitab yang ditulis ini adalah syarah/penjabaran (kitab yang menjelaskan) secara ringkas kitab Minhajul Abidin ila jannati Robbil Alamin (karangan Abu Hamid bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali) beliau menjadi panutan orang-orang khusus dan awam, yang menjadi Hujjahnya agama islam, orang yang mempunyai sebutan yang sangat sempurna di jagat raya ini. Kitab-kitab karangan beliau sangat terkenal bagaikan matahari pada waktu seper empatnya siang. Semoga Allah selalu menyirami Maqbaroh (makam) beliau dengan ampunan secara terus menerus. Dan aku mengarang kitab ini sebagai pengingat untuk diriku sendiri dan bagi orang orang yang pemikirannya lemah (seperti saya). Kitab ini aku beri nama Sirraj At Thalibin (penerangnya Orang orang yang sedang mencari ilmu) yang merupakan penjabaran dari kitab Minhaj Al Abidin ilaa Jannati Rabbi Al Alamin.
Semua yang telah aku tulis dalam kitab ini tidak lain hanyalah menuqil (mengambil) dari perkataannya para Ulama’ yang ilmunya sudah menancap dan orang orang yang sholeh yang derajatnya sudah sampai pada maqam Ma’rifat Billah. Oleh karena itu, jika kalian menemui suatu kebenaran dalam kitab ini, maka itu semua dari orang orang tersebut. Akan tetapi, jika terdapat suatu kesalahan dalam kitab ini, semua itu adalah kesalahan dari saya sendiri. Dikarenakan saya sendiri tidak mempunyai keahlian dalam menyusun kitab apalagi dengan terbatasnya akal puikiran saya tidak akan mungkin saya bisa menulis kitab ini. Orang-orang yang mengarang kitab-kitab tersebut itu sama halnya menjadikan diri mereka sebaga sasaran anak panah, oleh karena itu orang yang adil(bersikap tengah tengah) itu bisa menolong. ada sebagian ulama’ berpendapat ”orang yang mengarang kitab itu bagaikan meletakkan dirinya pada suatu tempat kemudian disuguhkan kepada manusia. Apalagi orang seperti saya yang sangat sedikit ilmu dan hartanya. Selain itun pada waktu saya menyusun kitab ini, saya dalam keadaan sedih dan susah, sehingga sedikit sekali orang yang menolong saya dalam menyusun kitab ini

.saudaraku..... dalam pembukaan di kitab ini Beliau Syech Ihsan bin Dahlan mengatakan 
"Aku mengarang kitab ini sebagai pengingat untuk diriku sendiri dan bagi orang orang yang pemikirannya lemah (seperti saya)."
Beliau juga mengatakan;

"Semua yang telah aku tulis dalam kitab ini tidak lain hanyalah menuqil (mengambil) dari perkataannya para Ulama’ yang ilmunya sudah menancap dan orang orang yang sholeh yang derajatnya sudah sampai pada maqam Ma’rifat Billah""Oleh karena itu, jika kalian menemui suatu kebenaran dalam kitab ini, maka itu semua dari orang orang tersebut. Akan tetapi, jika terdapat suatu kesalahan dalam kitab ini, semua itu adalah kesalahan dari saya sendiri."

kalau kita pahami lebih dalam di dalam muqaddimahnya kitab ini menunjukkan suatu pelajaran yaitu TAWADHU' (andap Ashor= bhs. jawa) dari Syeikh Ihsan sendiri, karena di dalam kitab tersebut Syeikh Ihsan tidak hanya menukil pendapat-pendapat orang lain melainkan juga mengelaborasi bahkan mengkontekstualisasikan ajaran ajaran tasawuf ke dalam eranya.

            Pengertian Tawadhu’ sendiri adalah rendah hati,  tidak sombong. Pengertian yang lebih dalam adalah kalau kita tidak melihat diri kita memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya.  Orang yang tawadhu’  adalah orang  menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT.  Yang dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potrensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah diri dan selalu menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah. Tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah. Ini sesuai firman Allah yang artinya: 
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’ara: 215). 
“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan kesombongan karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [al-Quran surat al-Isra’ ayat 37]


Tanda orang yang tawadhu’ adalah disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.. Ini karena orang yang tawadhu menyadari akan  segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya apakah ia bersykur atau kufur.
Jadi intinya adalah marilah kita selalu bertawadhu', tidak sombong atau bangga terhadap apa yang telah kita miliki atau apa yang telah kita perbuat, karena semua itu adalah dari Allah dan akan kembali kepadaNYA,
Tentu kalian pernah mendengar cerita IBLIIS laknatullah yang mana iblis telah sombong karena tak mau bersujud kepada Nabi adam, sehingga Allah melaknat iblis dan keturunannya akan masuk neraka semua,
semoga kita semua tidak termasuk orang-orang yang sombong...amiinn...
dan semoga Allah selalu menjaga kita dari sifat Sombong,
 dan selalu memberikan kita sifat Tawadhu' aamiinnn

sekian dari saya......semoga bermanfaat....

No comments:

 

Total Pageviews

Search This Blog

Most Reading

Theme images by lobaaaato. Powered by Blogger.