PENGARANG SIRAJ AL THALIBIN
Apabila orang masuk ke dalam asrama
lembaga pendidikan pondok pesantren, ia tidak akan mendapatkan seorang siswapun
yang tak memiliki buku bahasa arab dengan susunan dan tulisan gaya klasik dalam
berbagai bidang ilmu agama Islam yang lazim di sebut dengan “kitab kuning”.
Karena buku buku macam inilah yang diajarkan kepada para siswa dalam
mempelajari dan memperdalam ilmu ilmu agama di lembaga Islam tradisional itu.
Sejak abad 9 M ketika agama Islam
mulai berkembang secara pesat, kitab-kitab ilmu agama Islam dengan model
seperti itu yang biasa disebut pula sebagai kitab gundul, mulai banyak
bermunculan dari hasil karya para cendekiawan muslim terutama di jazirah arab
dan sekitarnya. Diantara yang paling terkenal adalah Ihya’ Ulumuddin
karangan Iam Al Ghazali dari Thus, Iran. Muhadzab buah karya Imam
Zakariya AL Anshori dari Mesir dan lain-lainnya.
Setelah agama Islam meluas sampai ke
wilayah Asia timur, maka mulailah kitab-kitab jenis ini muncul dari hasil buah
para Ulama-ulama di wilayah Islam baru itu, terutama dikawasan Asia Tenggara
khususnya Indonesia.
Siapa dari para santri pondok
pesantren yang tidak mengenal kitab-kitab semacam Sulam Munajah, Sulam Al
Taufiq dan Kasyifah As Saja karya Imam Nawawi Banten Jawa Barat,
atau Manhaju Dzawin Nadzar karangan KH. Mahfudz Termas Pacitan Jawa Timur.
Kitab-kitab tersebut di atas adalah
hasil karya ulama tanah air yang hidup pada satu dua abad yang lalu. Sebagian
dari mereka mukim dan wafat di tanah Arab. Jumlah kitab-kitab macam di atas
yang di tulis oleh ulama kita sangatlah banyak, bahkan menurut keterangan dari
petugas perpustakaan masjidil Haram pada tahun 1970, manuskrip (naskah tulisan
tangan) ulama jawi yang kini berada di perpustakaan tersebut, sebanyak 7000
buah.
Dari catatan itu, kitapun menjadi
tahu bahwa ternyata bangsa Indonesia telah menyumbang ke ilmuan Dunia cukup
besar dibidang keagamaan, sehingga tidak mengherankan jika karangan kitab-kitab
ulama jawi ini banyak yang populer di Negeri orang bahwa di negeri negeri di kawasan
jazirah arab sendiri.
Diantara kitab-kitab susunan ulama
kita yang muncul belakangan dan telah populer dikalangan masyarakat muslim
adalah sebuah kitab berjudul Siraj Al Thalibin syarh Minhaj Al Abidin,
sebuah kitab dalam ilmu bidang tasawuf yang berupa komentar atas traktat Imam
Al Ghazali seorang ulama dan filusuf besar yang wafat pada 1111 M.
Kitab Siraj Al Thalibin
disusun pengarangnya pada tahun 1932 dan di cetak pertama kali pada tahun 1936,
atas biaya Salim Nabhan Surabaya, di sebuah percetakan milik penerbit besar Musthafa
Al Baby Al Halaby di Kairo Mesir yang telah terkenal banyak
menerbitkan buku-buku ilmu agama islam karya ulama abad pertengahan.
Kitab cetakan pertama tersebut hanya
terdiri dari satu jilid, akan tetapi terbagi menjadi dua Juz (bagian). Juz
pertama berisi 419 halaman, sedangkan juz kedua berisi 400 halaman. Kemudian
kitab tersebut diterbitkan oleh Dar Al Fikr sebuah penerbit besar di
Beirut Libanon. Dalam terbitan Libanon ini untuk setiap juz dibuat satu jilid.
Jilid pertam berisi 544 halaman dan jilid kedua berisi 544 halaman. Dan kini
kitab ini sudah banyak di terbitkan oleh banyak penerbit.
Semenjak kitab tersebut di terbitkan,
kitab tersebut beredar di Indonesia dan juga di Negara negara lainnya, bahkan
di negara negara yang non muslim, dimana disitu terdapat jurusan fisafat,
theoshofi dan islamology dalam lembaga perguruan tinggi seperti
di Amerika, Kanada, dan Australia, kitab tersebut ada.
Kitab Siraj al Thalibin
menjadi kajian masyarakat muslim di seluruh Dunia, bahkan menjadi kajian wajib
di Nigeria dan telah pula dijadikan buku wajib untuk kajian pasca sarjana di
Universitas Al Azhar Kairo Mesir, sebuah lembaga Perguruan Tinggi tertua di
dunia(didirikan tahun 970 M oleh Jauhar As Shiqly pada masa dinasti Fatimiyah)
dan beberapa perguruan tinggi lainnya. Ditanah air, kitab syarh Minhaj Al
abidin itu kini digunakan hampir di seluruh pesantren dengan kajian mendalam
atas Tasawuf dan ahlak.
Kitab Siraj al Thalibin adalah
buah karya seorang ulama Indonesia bernama Syekh Ihsan bin Muhammad Dahlan Al
Jampesi Al Kediri yang dikenal dengan KH. Ihsan bin Dahlan, pengasuh pondok
pesantren Jampes(kini Pesantren Al Ihsan Jampes). Yang terletak di Desa Putih,
kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri Jawa Timur.
KH. Ihsan diberi gelar Ulama sufi
karena dinilai dari buah karyanya tersebut. Sebetulnya beliau bukan hanya
sebagai Ulama Sufi, akan tetapi juga ahli dibidang ilmu-ilmu falak, fiqih,
hadits dan berbagai ilmu agama lainnya. Karena itulah karya beliau tidak hanya
pada bidang ilmu tasawuf belaka. Yang insya Allah tulisan tulisan beliau akan
saya tulis di post berikutnya....
Sumber buku “ SYEKH IHSAN BIN DAHLAN JAMPES
KEDIRI(Pengarang SIRAJ AL THALIBIN) karya KH. BUSROL KARIM A. MUGHNI (Pengasuh
Pondok Pesantren Al Ihsan Jampes Kediri, sekarang).
Sekian postingan kali ini...
Semoga bisa menambah wawasan kita.....
Salam Kang Calling.............
No comments:
Post a Comment