BERITA ACARA PERHITUNGAN SUARA

BERITA ACARA
PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)

Pada hari Kamis tanggal 13 bulan Oktober tahun 2016 telah diadakan Penghitungan suara tahap akhir dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAI Sunan Giri Bojonegoro yang bertempat di Ruang 1D PAI Gedung IAI SG Bojonegoro.
Penghitungan suara ini dilaksanakan oleh Komite Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) dan disaksikan oleh saksi-saksi dari kedua kandidat dengan rincian hasil sebagai berikut.
KARTU SUARA
1.      Jumlah kartu suara yang disediakan                                            : 844 lembar
2.      Jumlah kartu suara yang digunakan                                             : 774 lembar
3.      Jumlah kartu suara yang tidak digunakan                                    : 71 lembar
READ MORE - BERITA ACARA PERHITUNGAN SUARA

LOMBA TARIK TAMBANG KKN IAI SG BOJONEGORO

READ MORE - LOMBA TARIK TAMBANG KKN IAI SG BOJONEGORO

PROP[OSAL KPRM 2016



P R O P O S A L

PENGAJUAN RENCANA ANGGARAN DANA
PEMILIHAN UMUM RAYA MAHASISWA
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
SUNAN GIRI BOJONEGORO




LOGO





KOMISI PEMILU RAYA MAHASISWA
(KPRM)
2016
READ MORE - PROP[OSAL KPRM 2016

BERITA ACARA PEMBAGIAN TUGAS KPRM


BERITA ACARA
RAPAT PEMBAGIAN TUGAS
KOMISI PEMILIHAN RAYA MAHASISWA
(KPRM)

Hari ini senin tanggal 29 bulan Agustus tahun 2016 telah diadakan Rapat pembagian tugas Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa (KPRM) yang dihadiri oleh anggota sebagaimana lampiran daftar hadir.
Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi selanjutnya seluruh peserta memutuskan dan menyepakati beberapa hal berikut :
Ø  Pembentukan Tim KPRM dan ditetapkan melalui SK Ketua KPRM
Ø  Pembagian tugas kerja KPRM.

Keputusan diambil secara: musyawarah mufakat / aklamasi dan pemungutan suara / voting * (pilih salah satu)
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
READ MORE - BERITA ACARA PEMBAGIAN TUGAS KPRM

BELAJAR DARI SEBUAH DANDANG

BELAJAR PADA SEBUAH DANDANG (ALAT MENANAK NASI)

Selamat malam, dan selamat beraktifitas kawan.....
Hmmmmmm.... kalian sudah mengertikan apa itu dandang, dandang adalah sebuah alat yang biasanya dijadikan untuk menanak nasi dalam porsi besar... untuk gambarnya dandang bisa kalian lihat di bawah ini.


Bagimana kawan? Sudah mengerti kan kalian?
Dari gambar diatas pasti kalian sudah mengerti kaann..?
Kita pastinya pernah mendengar bahwasannya kewajiban belajar atau menuntut ilmu itu wajib hukumnya, terutama ilmu-ilmu tentang agama. Dan kita tahu juga bahwa belajar itu bisa kapanpun dan dimanapun, termasuk juga belajar kepada alam sekitar, belajar pada setiap kejadian yang telah terjadi, dan lain sebagainya.
Mungkin kalian akan bertanya tanya kenapa judul dari artikel ini adalah belajar kepada dandang?\
Sebelum proses penanakan nasi bahan yang perlu dipersiapkan yang pertama adalah beras, setelah itu beras tersebut harus terlebih dahulu di bersihkan(dipesusi,bahasa jawa). Sekarang mari kita merenung sejenak, memejamkan mata, membayangkan dan kemudian mari kita mengibaratkan beras tersebut adalah manusia pada umumnya(masyarakat), dan sebuah dandang adalah kita(orang yang berpendidikan).
Dari sebuah dandang sobat, kita bisa belajar sabar, coba kita lihat bagaimana sebuah dandang itu di bakar api dari bawah dengan begitu panasnya, tapi, dengan kesabaran dandang tersebut dia malah bisa menjadikan beras tadi menjadi nasi yang kemudian bisa kita makan.
Proses diatas bisa kita ibaratkan bahwa sebaiknya kita menjadi seseorang itu seseorang yang bermanfaat untuk orang lain, seperti halnya dandang yang memberikan manfaat kepada beras tadi.
Kemudian untuk para santri,mahasiswa, guru dan orang orang yang berpendidikan hususnya dari proses penanakan nasi tersebut dapat di ambil sebuah pelajaran bahwa besok ketika anda anda sekalian sudah ada di rumah dan berjuang dalam masyarakat anda sekalian harus selalu menanamkan rasa sabar, meskipun banyak yang mencemooh kalian tetaplah sabar seperti dandang yang sabar akan panasnya bara api. Ibaratkan masyarakat itu seperti berasnya yang harus kalian masak dengan menggunakan ilmu ilmu yang telah kalian dapatkan dari pesantren ataupun lembaga pendidikan lainnya. Tuntun dan bimbing mereka ke jalan yang benar dengan tekun dan sabar. Insya Allah masyarakat sekitar anda akan menjadi masyarakatb yang berilmu dan juga akan menyebarkan ilmunya tadi kepada generasi selanjutnya, sehinnga ilmu kalian akan menjadi amal jariyah.

Sekian yaa soobb.....tulisan hari ini semoga bermanffat dan menjadi bahan renungan kita.
Salam Kang Calling (bodyguard pawon)...
READ MORE - BELAJAR DARI SEBUAH DANDANG

BEGITU BAHENOLNYA DUNIA INI


BEGITU BAHENOLNYA DUNIA INI

Sobat ini ada sebuah kisah yang semoga bisa membuka mata hati kita agar tidak terperdaya oleh tipu dunia yang fana ...
Al kisah, ada seorang pemuda yang cukup tampan dan sudah mapan ingin menikahi seorang wanita, iapun datang menemui Bapaknya dan berkata :
Pemuda: “ Ayah, aku telah melihat seorang wanita yang cantik dan sangat mempesona, selain itu ahlaknyapun juga sangat baik”
Ayah pemuda:” Benarkah yang kamu katakan itu Nak? Di mana rumah wanita tersebut? Biar ayah datang ke rumahnya dan melamarnya untukmu”
READ MORE - BEGITU BAHENOLNYA DUNIA INI

AKU CINTA KAMU



Met malam sobat......
Masih ingatkah kalian dengan sabda Nabi di bawah ini?

BARANG SIAPA YANG MEMBACA SHALAWAT KEPADAKU (NABI MUHAMMAD) SATU KALI, MAKA BAGINYA AKAN MENDAPATKAN SEPULUH KEBAIKAN, DAN BARANG SIAPA MEMBACA SHALAWAT KEPADAKU (NABI MUHAMMAD) SEPULUH KALI, MAKA BAGINYA AKAN MENDAPATKAN SERATUS KEBAIKAN

Alhamdulillah malam ini kita semua masih di berikan nafas dan diberikan kesempatan untuk bisa menikmati bulan yang penuh dengan kenikmatan yaitu bulan maulud, yang mana di bulan ini lahirlah seorang yang mulia, Nabi ahir Zaman yaitu nabi Muhammad saw.

DI KESEMPATAN  kali ini saya akan bercerita tentang begitu besarnya cinta seseorang kepada Nabinya, yaitu Nabi muhammad Saw.
READ MORE - AKU CINTA KAMU

lomba lucu

READ MORE - lomba lucu

MQK (MUSABAQAH QIRA'ATIL KUTUB) MADRASAH DINIYAH AL MUSTHOFA



MUSABAQAH QIRA'ATIL KUTUB MADIN AL MUSTHOFA PONPES ADNAN AL CHARISH NGUMPAKDALEM BOJONEGORO ke III

MQK adalah sebuah ajang perlombaan membaca kitab kuning, yang mana perlombaan semacam ini sudah menjadi salah satu tradisi yang di adakan di berbagai pondok pesantren di indonesia. salah satunya adalah pondok pesantren Adnan Al charish ngumpakdalem Bojonegoro.
berbagai macam kitab fiqih di lombakan dalam acara ini, yaitu kitab sulam taufiq, fatkhul qorib, dan fathul mu'insalah satu tujuan perlombaan ini adalah untuk mengetahui seberapa dalam para santri menguasai ilmu ilmu tentang bagaimana cara membaca kitab dan pemahaman santri dalam memahami sebuah kitab kuning. selain itu dari perlombaan ini akan melatih para santri untuk lebih berani maju ke panggung agar tidak menderedek(grogi).

READ MORE - MQK (MUSABAQAH QIRA'ATIL KUTUB) MADRASAH DINIYAH AL MUSTHOFA

ADZAN LUCU

READ MORE - ADZAN LUCU

iMAM SYAFI'I DAN PUTRINYA IMAM AHMAD BIN HAMBAL



KISAH IMAM SYAFI'I DAN PUTRINYA IMAM AHMAD BIN HAMBAL

Kawann ini adalah sebuah kisah...yang semoga dengan kisah ini kita bisa mengambil sebuah pelajaran yang berharga..

Amiiinn.....

Seperti yang telah kita ketahui bersam bahwa imam syafii adalah seorang ulama’ yang sangat terkenal, yang mana masyarakat indonesia pada umumnya menganut madzhab Syafi’i..

Pada Suatu hari Imam Syafi'i -semoga Allah merahmatinya- beliau berkunjung kerumah Imam Ahmad bin Hambal (seorang ahli hadits dan teologi Islam. Ia lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan, utara Afganistan dan utara Iran) di kota Baghdad, Irak.Nama Kunyah beliau adalah  Abu Abdillah, sedangkan Nama Lengkapnya adalah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi/ Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dikenal juga sebagai Imam Hambali.
READ MORE - iMAM SYAFI'I DAN PUTRINYA IMAM AHMAD BIN HAMBAL

KISAH ABU YAZID AL BUSTHOMI DAN MURIDNYA



ENGKAU MEMUJINYA TAPI SEBENARNYA ENGKAU SEDANG MEMUJI DIRIMU

Sobaat.....dibawah ini akan aku tuliskan sebuah kisah, yang mana kisah ini semoga menjadi bahan renungan kita.

Kisah ini adalah kisah tentang Abu Yazid Al Busthomi, seorang sufi abad III H, dan juga seorang yang mengajarkan ilmu tasawuf, beliau dilahirkan pada tahun 804 M/188 H. Berkebangsaan persia.
Pada suatu hari, sewaktu Abu Yazid memberikan pengajaran kepada para jama’ahnya, salah satu murid beliau datang dan sowan kepada beliau. Kemudian murid tadi bertanya kepada beliau.
READ MORE - KISAH ABU YAZID AL BUSTHOMI DAN MURIDNYA

HUKUM PACARAN

HARI INI GAK PUNYA PACAR ??????.... TRUCK AJA GANDENGAN.....(Begitulah sedikit cuplikan iklan yang pernah ada di TV).........
Hahahahaha...kalau lihat iklan itu saya seakan akan ingin banting tuh tivi, soalnya saya sendiri merasa tersindir...

Seiring dengan berkembangnya zaman, yang dibarengi dengan perkembangan teknologi, serta berkembangnya tata cara berperilaku, bergaul dan lain sebagainya. Selain itu muncul juga bahasa bahasa baru yang dahulu istilah tersebut belum ada. Seperti, BAPER, KEPO,PACARAN, JOMBLO, PHP, SEPIK, dan masih banyak lagi istilah istilah yang lain, yang muncul di zaman ini.
READ MORE - HUKUM PACARAN

MANFAAT MINUM KOPI




MANFAAT MINUM KOPI

SOOBB.....TENGAH MALAM SENDIRIAN KAYA GINI ENAKNYA YAA...ONLINE sambil ngopi dan tak lupa rokoknya...hehhehehe..

Gini sobb...kebetulan juga saya ini lagi membaca kitab karangan SYEKH IHSAN BIN DAHLAN JAMPES KEDIRI yang membahas tentan masalah kopi dan roko....berikut keterangan yang saya baca:
                Di dalam kitab IRSYAD AL IKHWAN karangan Syekh IHSAN BIN DAHLAN JAMPES KEDIRI, di terangkan bahwasannya ada beberapa manfaat minum kopi, keterangan ini di ambil beliau dar perkataan Ulama’ yang sangat alim yaitu IBNU HAJAR AL HAYTAMI dan ARRAMLY.
                Dan manfaat meminum kopi itu adalah:
READ MORE - MANFAAT MINUM KOPI

Ahlak Tasawuf

KAJIAN PUSTAKA

A.  Pengajaran dan Tasawuf

Pengertian Pengajaran

Pengertian yang umum yang difahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang- bidang studi pendidikan, ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dengan demikian, tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuandan kebudayaan. Dari pengertian semacam ini timbul gambaran bahwa peranan dalam proses pengajaran hanya dipegang oleh guru, sedangkan murid dibiarkan pasif.
Dalam pengertian kuantitatif, mengajar berarti the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini, guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik- baiknya. Diluar itu, kalau perilaku belajar siswa tidak memadai atau gagal mencapai hasil yang diharapkan, maka kesalahan ditimpakan kepada siswa. Jadi, kegagalan diaggap semata- mata karena siswa sendiri yang kurang kemampuan, kurang motivasi, atau kurang preparasi(persiapan).
Dalam pengertian institusional, mengajar berarti the efficient orchestration of theaching skills, yakni penataaan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam pengertian ini, guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam- macam siswa yang berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhanya.
Dan pengertian secara kualitatif, mengajar berarti the facilitation of learning yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini, guru berinteraksi sedemikian rupa dengan siswa sesuai dengan konsep kualitatif, yakni agar siswa belajar dalam arti membentuk makna dan pemahammanya sendiri. Jadi guru tidak menjejalkan pengetahuan kepada murid, tetapi tidak melibatkannya dalam aktivatas belajar yang efisien dan efektif. Pengajaran kualitatif ini lebih terpusat kepada siswa (student centered), sedangkan pengajaran kuantitatif lebih terpusat pada guru (teacher centered). Dalam pendekatan pengajaran institusional pun sesungguhnya masih mengandung ciri pemusatan pada kegiatan guru, namun tidak seekstrem pendekatan pengajaran kuantitatif.
Al- Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW sepatutnya dijadikan sumber asasi ilmu kependidikan. Darinya dapat dijabarkan berbagai permasalahan dasar kependidikan atau pengajaran, dapat pula ditetapkan  hakikat  psikis  manusia  serta  menggariskan  landasan  bagi metodologi pendidikan bagi anak- anak dan orang dewasa.
Pengajaran  merupakan  suatu  proses  yang  berkenaan  dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagimana siswa belajar. Kegitanpengajaran ini merupakan suatu kegitan yang disadari dan direncanakan.
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda. Akan tetapi, antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Bahkan antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain. Antara kedua kegiatan itu saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain.
Agar kita memiliki pedoman yang lebih luas tentang mengajar maka sebaiknya kita mencoba membahas pengertian mengajar itu bersumber dari empat pendapat yang kita pandang sebagai pendapat yang lebih menonjol.

Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. Implikasi  dari pengertian tersebut antara lain sebagai berikut.
Pengajaran adalah suatu proses penyampaian
Penguasaan pengetahuan adalah tujuan utama
Guru dianggap paling kuasa
Murid selalu bertindak sebagai penerima
Pengajaran  hanya berlangsung di ruangan kelas
Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah. Implikasi dari rumusan ini adalah sebagai berikut.
Pendidikan bertujuan manusia berbudaya
Pengajaran berarti suatu proses pewarisan
Bahan pengajaran bersumber dari kebudayaan
Siswa adalah generasi muda sebagai ahli waris
Mengajar adalah usaha mengorganisasilingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Implikasinya adalah sebagai berikut:
Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku siswa.
Kegiatan pengajaran adalah dalam mengorganisasi lingkungan.
Siswa di pandang sebagai suatu organism yang hidup.
Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar bagi murid.
Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dari keenam kriteria tersebut dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kegiatan mengajar/mendidik itu memang sangat kompleks. Pandangan tentang pengajaran terus-menerus berkembang dan mengalami kemajuan. Tingkat kemajuan tersebut dapat kita lihat dalam uraian sebagai berikut;
a). Pengajaran maksudnya sama dengan kegiatan mengajar
b). Pengajaran adalah interaksi belajar mengajar
c). Pengajaran sebagai suatu system
d) Pengajaran identik dengan pendidikan
 Pengertian Tasawuf
Tasawuf mempunyai pengertian membersihkan diri(takhalli) dari sesuatu yang hina, dan menghiasinya dengan sesuatu yang baik untuk mencapai tingkat yang lebih dekat dengan Allah atau sampai pada maqam yang tinggi. Pengertian ini dapat di rangkum kembali dalam satu kata, yaitu takwa pada kedudukan yang paling tinggi, baik lahir maupun batin.
Tasawuf  merupakan  cara  Islami  untuk  mengangkat  jiwa,  yaitu
melepaskan ruh naik mengungguli diri, dan merupakan tempat berakhirnya
kemanusiaan dan bermulanya rahasia- rahasia langit.
Pengertian lain dari tasawuf adalah jalan menuju kedekatan pada Allah SWT dengan cara melepaskan diri dari segala sesuatu yang
rendah dan hina dan berpegang teguh kepada Sunah Rasul Saw.
Dan tasawuf juga dikenal sebagai uasaha untuk membangun manusia dalam hal tutur kata, perbuatan, serta gerak hati yang baik dalam sekala kecil, yaitu pribadi atau dalam skala yang lebih besar dengan
menjadikan Allah SWT sebagai dasar dari semua itu.

a. Secara Lughowi
Dalam mengajukan teori tentang pengertian tasawuf, baik secara etimologi maupun istilah, para ahli berbeda pendapat. Secara etimologi, pengertian tasawuf terdiri atas beberapa macam pengertian seperti di bawah ini.
Pertama, tasawuf berasal dari istilah yang di konotasikan dengan “ahlus suffah” (اَهْلُ الصُّفَّةْ), yang berarti sekelompok orang pada masa Rosulullah SAW. Yang hidupnya diisi dengan banyak berdiam di serambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kedua, tasawuf itu berasal dari kata shaffa (صَفًّا). Kata shaffa ini berbentuk fi’il mabni majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf ya’ nisbah, yang berarti nama bagi orang-orang yang “bersih” atau “suci.” Maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya di hadapan Tuhan-Nya.
Ketiga, ada yang mengatakan bahwa istilah tasawuf berasal dri kata shaf (صَفْ). Makna shaff ini dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika sholat selalu berada di saf bagian depan.
Keempat, ada yang mengatakan bahwa tasawuf dinisbahkan kepada orang-orang dari Bani Suffah
Kelima, tasawuf ada yang menisbahkan dengan kata istilah bahasa Grik atau Yunani “saufi” (سَوْفِى). Istilah ini disamakan maknanya dengan kata “hikmah” (حِكْمَةٌ), yang berarti kebijaksanaan.
Keenam, tasawuf   berasal dari kata shaufanah, yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu-bulu, yang banyak tumbuh di padang pasir di tanah Arab, ini dilihat dari pakaian kaum sufi itu berbulu-bulu seperti buah itu pula, dalam kesederhanaannya.
Ketujuh, ada yang mengatakan tasawuf itu berasal dari kata “shuf” (صُوْفٌ) yang berarti bulu domba atau wol.
b. Secara istilahi
Pengertian tasawuf secara istilah, telah banyak di formulasikan oleh para ahli yang satu dan lainnya berbeda, sesuai dengan seleranya masing-masing.
Ketika ditanya tentang tasawuf, Al-jurairi menjawab,
اَلُّدُخُوْلُ فِىْ خُلُقِ سُنِّى وَالْخُرُوْجُ مِنْ كُلِّ خُلُقٍ دَنَوِيٍّ


Artinya:
“Memasuki ke dalam segala budi (akhlaq) yang bersifat sunni, dan keluar dari budi pekerti yang rendah”
Aljunaidi memberikan rumusan tentang tasawuf sebagai berikut:

هُوَ أَنْ يُمِيْتُكَ الْحَقَّ عَنْكَ وَيُحْيِيْكَ بِهِ
Artinya:
“(Tasawuf) adalah bahwa yang Hak adalah yang mematikanmu, dan Haklah yang menghidupkanmu.”
Muhammad Ali Al-Qossab memberikan ulasan sebagai berikut, ”Tasawuf adalah akhlaq yang mulia, yang timbul pada masa yang mulia dari seorang Guru yang mulia di tengah-tengah kaumnya yang mulia”.
Dari semua ungkapan itu, lebih utama manakala kita menyimak apa yang telah disimpulkan oleh Al-junaidi sebaagai berikut, ”Tasawuf adalah membersihkan hati dari apa yang menggangu perasaan kebanyakan mahluk, berjuang menanggalkan budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan dari hawa nafsu, mendekati sifat-sifat suci kerohanian, dan bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat kepada semua umat manusia, memegang teguh janji dengan Allah SWT, dalam hakikat dan mengikuti contoh Rosulullah SAW, dalam hal syariat”.
Dari semua keterangan itu, dapat disimpulkan bahwa, “ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari tentang usaha membersihkan hati dan diri dari segala macam sifat-sifat yang tercela, memerangi hawa nafsu, menjauhi dunia, mengikuti ajaran syariat Rosulullah SAW, dengan tujuan mencari Ridho Allah SWT, dan ibadahnya tanpa mengharap pahala atau bisa dikatakan benar-benar karena Allah”
B.  Dasar, Tujuan Tasawuf
Dewasa ini, kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang. Sebagai bukti, misalnya, semakin banyaknya buku yang membahas tasawuf yang banyak kita temui telah mengisi berbagai perpustakaan terutama di Negara-negara yang berpenduduk muslim, juga Negara-negara barat sekalipun mayoritas masyarakatnya nonmuslim. Ini menjadi salah satu alas an tingginya ketertarikan mereka terhadap tasawuf.
Ajaran tasawuf pada dasarnya konsentrasi pada kehidupan rohaniyah, mendekatkan diri kepada Tuhan melalui berbagai kegiatan kerohanian seperti pembersihan hati, zikir, ibadah, lainya serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tasawuf juga mempunyai identitas sendiri dimana orang- orang yang menekuninyan tidak menaruh perhatian yang besar pad kehidupan dunia bahkan memutuskan hubungan dengannya. Disamping itu, tasawuf didominasi oleh ajaran- ajaran seperti khauf dan raja’, al taubah, al- zuhud, al- tawakkul, al- syukr, ak- shabr, al-ridha ,al-ikhlas, mahabbah dan lainya yang tujuan akhirnya fana atau hilang identitas diri dengan kekekalan(baqa) Tuhan dalam mencapai ma’rifah (pengenalan hati yang dalam akan Tuhan).
Kecenderungan-kecenderungan tersebut menuntut harus adanya pengkajian yang lebih mendalam dan proposional tentang tasawuf. Untuk itu perlu dijelaskan tentang dasar-dasar atau landasan yang kuat tentang tasawuf, yang mana dasar-dasar atau landasan-landasan yang di maksud disini adalah landasan-landasan naqli yang bersumber dari Al-quran dan Al-hadis tentang tasawuf.


Dasar- Dasar Pengajaran Tasawuf
Dasar- Dasar Ajaran Tasawuf  dalam Al-Qur’an
Al-quran merupakan kitab Allah yang di dalamnya terkadung ajaran-ajaran islam, baik akidah, syariat,muamalah, hakikat, dan ma’rifat. Dan untuk mencapai kesemuamya itu manusia harus senantiasa bertobat kepada Allah SWT, seperti firman Allah:
((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((( (((( (((((((( (((((((( (((((( (((((((( ((( ((((((((( ((((((( (((((((((((((( (((((((((((((( ((((((( ((((((( ((( ((((((((( ((((((((((( (((((( (( ((((((( (((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((( ( ((((((((( (((((((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((( ((((( (((((((( (((((((((( (((((( ( (((((( (((((( ((((( (((((( ((((((( (((
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.s. At-tahrim [66];8).
Allah SWT. Pun menjelaskan kedekatan manusia dengan-Nya, seperti disitir dalam firmanya:

((((((( (((((((( (((((((( (((((( (((((((( ((((((( ( ((((((( (((((((( (((((((( ((((( ((((((( ( (((((((((((((((((( ((( ((((((((((((((( ((( (((((((((( ((((((((((( (((((
Artinya:Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Q.S. Al-Baqoroh [2]: 186).
Lebih dari itu, pada ayat 16 surat Qaf, Allah SWT, menjelaskan:
(((((((( ((((((((( (((((((((( (((((((((( ((( (((((((((( ((((( ((((((((( ( (((((((( (((((((( (((((((( (((( (((((( ((((((((((( ((((   (
Artinya:“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,”(Q.S. Qaf [50]: 16).
Al-Quran pun mengingatkan manusia agar tidak di perbudak oleh kehidupan duniawi dan kemewahan harta benda yang menggiurkan. Hal ini sebagaimana di firmankan Allah SWT:

((((((((((( (((((((( (((( (((((( (((( (((( ( (((( (((((((((((( (((((((((((( (((((((((( ( (((( ((((((((((( (((((( ((((((((((( (((
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah (QS.Fathir(35): 5).
Selanjutnya kalau kita teliti lebih mendalam semua tingkatan dan keadaan yang di lalui para sufi (yang pada dasarnya merupakan objek tasawuf), banyak di temukan landasanya dalam Al-quran . berikut ini akan kami kemukakan ayat – ayat al-quran yang menjadi landasan sebagai tingkatan dan keadaan para sufi.
Tingkatan zuhud, misalnya (yang diklaim sebagai awal mula beranjaknya tasawuf), telah dijelaskan dalam Al-Quran:
………… (((( ((((((( (((((((((( ((((((( (((((((((((( (((((( ((((((( (((((((( .........
Artinya :“...Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa....”  (Q.S An-Nisa’ [4]; 77).
Sementara tingkatan taqwa berlandaskan pada firman Allah SWT:
((((((((((( (((((((( ((((( (((((((((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((((((((( (((((((( (((((((((((( ((((((((((((((( ( (((( (((((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((( ((((
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Al-Hujurat, (49) : 13).
Demikianlah sebagian ayat Al-Quran yang dijadikan sebagai landasan kaum sufi dalam melaksanakan praktik-praktik kesufianya.
Dasar- Dasar Ajaran Tasawuf  dalam Sunah Rasulullah S.A.W
Sejalan apa yang disitir dalam Al Quran, sebagaimana dijelaskan diatas, ternyata tasawuf juga dapat dilihat dalam kerangka hadits. Hadits-hadits yang menjadi dasar dalam ajaran tasawuf sangatlah banyak. Umumnya yang dinyatakan sebagai landasan ajaran-ajaran tasawuf adalah Hadits-hadits berikut.
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ ، حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ ، عَنْ عَطَاءٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ.
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Utsman bin Karamah telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepadaku Syarik bin Abdullah bin Abi Namir dari 'Atha` dari Abu Hurairah yang berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Allah berfirman : " Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta kepada-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.
Hadits di atas memberi petunjuk bahwa manusia dan Tuhan dapat bersatu. Diri manusia dapat melebur dalam diri Tuhan, yang selanjutnya dikenal dengan istilah fana’, yaitu fana’nya makhluk sebagai mencintai  kepada Tuhan sebagai yang dicintainya. Maksudnya, pernyataan bahwa Allah akan menjadi pendengaran, penglihatan, tangan, dan kaki hamba yang dicintaiNya merupakan majaz untuk menjelaskan pertolongan Allah.
Dalam sebuah hadis lain Rosululloh SAW bersabda;
حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ أَبِي السَّفَرِ ، حَدَّثَنَا شِهَابُ بْنُ عَبَّادٍ ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ عَمْرٍو الْقُرَشِيُّ ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ ، قَالَ : أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ رَجُلٌ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ ، وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاس.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Abu 'Ubaidah bin Abu As Safar] telah menceritakan kepada kami [Syihab bin 'Abbad] telah menceritakan kepada kami [Khalid bin 'Amru Al Qurasyi] dari [Sufyan Ats Tsauri] dari [Abu Hazim] dari [Sahl bin Sa'd As Sa'idi] dia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan maka Allah dan seluruh manusia akan mencintaiku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berlakulah zuhud dalam urusan dunia niscaya kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu terhadap apa yang dimiliki orang lain niscaya kamu akan dicintai orang-orang."
Dalam hadits ini menjelaskan tentang dasar dari cabang tasawuf yaitu sifat zuhud. Sifat zuhud adalah salah satu sifat para sufi yang sangat menonjol. Karena pengertian zuhud adalah mengambil bagian kehidupan duniawi hanya sekedar keperluan, bukan untuk bersenang-senang semata.
Selanjutnya, dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW juga terdapat petunjuk yang menggambarkan bahwa beliau adalah seorang sufi. Nabi Muhammad SAW telah melakukan pengasingan diri ke Goa hiro’, menjelang datangnya wahyu. Beliau  menjauhi pola hidup kebendaan ketika orang Arab tengah tenggelam di dalamnya, seperti dalam praktik perdagangan yang di dasarekan pada prinsip menghalalkan segala cara.
Di kalangan sahabat pun terdapat orang yang mengikuti praktik bertasawuf, sebagaimana yang telah dipraktikkan Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar Shiddiq misalnya, pernah berkata,”aku mendapatkan kemulyaan dalam ketaqwaan, ke-fana-an dalam keagungan, dan kerendahan hati.
Uraian dasar- dasar tasawuf ini, baik Al-Quran, Al-Hadis, maupun teladan dari para sahabat, ternyata merupakan benih-benih tasawuf dalam kedudukanya sebagai ilmu tentang tingkatan (maqomat) dan keadaan (ahwal). Dengan kata lain, ilmu tentang moral dan tingkah laku manusia terdapat rujukannya dalam Al-Qur’an. Dari sini jelaslah bahwa pertumbuhan pertamanya, tasawuf ternyata ditimba dari sumber Al-Quran.
Tujuan Pengajaran Tasawuf
Menurut A. Rivay Siregar, secara umum tujuan terpenting dari sufi adalah berada sedakat mungkin dengan Allah. Akan tetapi, apabila memperhatikan karakteristik tasawuf secara umum terlihat adanya tiga sasaran “antara” dari tasawuf, yaitu sebagai berikut.
Pertama, tasawuf yang bertujuan pembinaan aspek moral. Aspek ini meliputi mewujudkan kesetabilan jiwa yang berkesinambungan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga manusia konsisten kepada keluhuran moral. Tasawuf yang bertujuan moralitas ini umumnya bersifat praktis.
Kedua, tasawuf yang bertujuan ma’rifatulloh melalui penyingkapan langsung ataun metode kasy al-hijab. Tasawuf jenis ini sudah bersifat teoritis dengan seperangkat pengetahuan khusus yang di formulasikan secara sistematis-analistis.
Ketiga, tasawuf yang bertujuan membahas bagaimana sistim penganalan dan pendekatan diri kepada Allah secara mistisfilosofis, pengkajian garis hubungan antara Tuhan dan mahkhluk-terutama hubungan manusia denganTuhan dan apa arti dekat dengan-Nya. Mengenal makna dekat dengan Tuhan, terdapat tiga simbol, yaitu (a) dekat dalam arti melihat dan merasakan Tuhan dalam hati; (b) dekat dalam arti berujumpa dengan Tuhan sejhingga terjadi dialog antara manusia dan Dia; (c) makna dekat dalam arti penyatuan manusia dengan Tuhan sehingga yang terjadi adalah monolog antara manusia yang telah menyatu dalam iradat-Nya.
Dari uraian singkat tentang tujuan sufisme ini terlihat adanya keragaman tujuan itu. Dapat dirumuskan bahwa tujuan akhir dari sufisme adalah etika murni atas psikologi murni dan atau keduanya secara bersamaan, yaitu (a) penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak mutlak Tuhan, karena Dia-lah penggerak utama dari semua kejadian di alam ini; dan (b) penanggalan secara total semua keinginan pribadi dan melepas diri dari sifat-sifat buruk yang berkenaan dengan kehidupan duniawi yang diistilahkan sebagai fana’ al-ma’ashi dan baqa’ ath-tha’ah serta pemusatan diri pada perenungan terhadap Tuhan semata, tiada yang dicari kecuali Dia- illahi anta maqsudi wa ridhoka mathlubi.
Menurut Dr. Mustafa Zahri, tujuan tasawuf adalah fana untuk mencapai ma’rifat. Arti fana ialah meniadakan diri supaya ada. Definisi ini secara filosofis . sementara itu secara tasawuf, fana ialah leburnya pribadi pada kebaqaan Allah, di mana perasaan keinsanan lenyap diliputi rasa ketuhanan dalam keadaan mana, semua rahasia yang menutup diri dengan Al-Haqqu Ta’ala tersingkap kasyaf. Ketika itu antara diri dan Allah menjadi satu dalam baqanya tanpa hulul/berpadu dan tanpa ittihad/bersatu abid dan ma’bud dalam pengertian seolah-olah manusia dan Tuhan sama.
C. Materi Pengajaran Tasawuf
1. Tasawuf Akhlaki
Tasawuf akhlaki adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku secara ketat, guna mencapai kebahagiaan yang optimal. Manusia harus mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ketuhanan melalui penyucian jiwa dan raga. Sebelumnya, dilakukan terlbih dahulu pembentukan pribadi yang berakhlak mulia. Tahapan-tahapan itu dalam ilmu tasawuf dikenal dengan takhalli (pengosongan diri dari sifat-sifat tercela), tahalli (menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji), dan tajalli (terungkapnya nur ghoib bagi hati yang telah bersih sehingga mampu menangkap cahaya ketuhanan).
Takhalli
Takhalli, berarti membersihkan diri dari sifat- sifat tercela, dari maksiat lahir dan maksiat batin. Takhalli juga be5rarti mengosongkan diri dari akhlak tercela. Salah satu akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan timbulnya akhlak tercela lainnya adalah ketergantungan pada kenikmatan duniawi. Hal ini dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala benrtuk dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu.
Takhalli juga berarti membersihkan diri dari sifat- sifat tercela, dari maksiat lahir dan maksiat batin. Di antara sifat- sifat tercela yang mengotori jiwa (hati)manusia adalah hasad (dengki), hiqd (rasa mendongkol), su’u al-dzann (buruk sangka), takkabur (sombong), ‘ujub (membanggakan diri), riya’ (pamer), bukhl (kikir), dan ghadab (pemarah).
Sementara itu, kelompok sufi yang ekstrem berkeyakinan bahwa kehidupan duniawi merupakan racun pembunuh kelangsungan cita-cita sufi. Persoalan duniawi adalah penghalang perjalanan, karena itu, nafsu yang bertendensi duniawi harus “dimatikan” agar manusia bebas berjalan menuju tujuan, yaitu memperoleh kebahagiaan spiritual yang hakiki. Bagi mereka, cara memperoleh keridhaan Tuhan tidak sama dengan cara memperoleh kenikmatan material. Pengingkaran ego dengan cara meresapkan diri pada kemauan Tuhan merupakan perbuatan utama.


Tahalli
Tahalli ialah upaya menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela.
Tahalli,  yakni  mensucikan  diri  dengan  sifat-  sifat  terpuji, dengan ta’at lahir dan taat batin.Menurut Al-Ghazali, jiwa manusia dapat diubah,dilatih, dikuasai, dibentuk sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Perbuiatan baik yang sangat penting diisikan kedalam jiwa manusia dan di biasakan dalam perbuatan agar menjadi manusia paripurna (insan kamil).
Tajalli
Tajalli ialah hilangnya hijab dari sifat-sifat ke-basyariah-an (kemanusiaan), jelasnya nur yang dulunya ghaib, dan fananya segala sesuatu ketika tampaknya wajah Allah.
Jalan menuju Allah menurut kaum sufi terdiri atas dua usaha, pertama mulazamah, yaitu selalu berzikir. Kedua, mukhalafah, yaitu selalu menghindarkan diri dari segala sesuatu yang dapat melupakan-Nya. Keadaan ini dinamakan safar kepada Tuhan.
Tasawuf A’mali
Sebenarnya tasawuf a’mali adalah kelanjutan dari tasawuf akhlak karena seseorang tidak bisa hidup didekat Allah hanya mengandalkan amalan yang ia kerjakan sebelum ia membersihkan dirinya. Jiwa yang bersih merupakan syarat utama untuk bisa kembali kepada Tuhan, karena Dia adalah Bersih dan Suci dan hanya menginginkan atau menerima orang-orang yang bersih.
Kaum sufi membagi ajaran agama kepada ilmu lahiriah dan batiniah. Oleh karena itu, cara memahami dan mengamalkanya juga harus melalui aspek lahir dan batin. Kedua aspek yang terkandung dalam ilmu agama tersebut oleh kaum sufi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu;
a). Syari’ah
Syari’ah artinya undang- undang atau garis- garis yang telah ditentukan termasuk di dalamnya hukum- hukum halal dan haram, yang diperintah dan dilarang, sunnah, makruh, serta mubah. Syari’ah dipandang oleh kaum sufi sebagai ajaran Islam yang bersifat lahir. Karena itu, mengerjakan syari’at berarti mengerjakan amalan-amalan yang lahir (fisik) dari ajaran atau hukum-hukum agama, seperti shalat, puasa, zaakat, haji, berjihad di jalan Allah, dan menuntut ilmu pengetahuan. Tegasnya, syari’ah adalah segala peraturan yang bersumber dari Alquran dan hadis.
Menurut kaum sufi, syari’ah sebagai amalan-amalan lahir yang difardhukan dalam agama yang dikenal dengan rukun islam dan segala hal yang berhubungan dengan itu bersumber dari Alqur’an dan hadis. Oleh karena itu, bagi seorang yang ingin memasuki dunia tasawuf harus terlebih dahulu mengetahui secara mendalam tentang isi ajaran Al;quran dan hadis yang dimulai dengan amal lahir, baik yang wajib maupun sunnah.
b). Thariqoh
Dalam melaksanakan syari’ah tersebut, harus berdasarkan tata cara yang telah digariskan dalam agama dan dilakukan karena penghambaan diri kepada Allah, kecintaan kepada Allah, dan ingin berjumpa dengan-Nya. Perjalanan menuju kepada Allah itulah yang mereka maksud thariqah. Perjalanan ini sudah mulai bersifat batiniah, yaitu amalan lahir yang disertai amalan batin.
 Firman Allah;
(((((((( (((((((((((((( ((((( (((((((((((( (((((((((((((( (((((( ((((((( ((((
Artinya : Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).(QS. AL-Jinn (72):16).
Menempuh thariqah untuk membuka rahasia dan menyingkap dining tersebut, kaum sufi mengadakan kegiatan batin mlalui riyadhah (latihan) dan mujahadah (perjuangan) rohani yang cukup panjang. Jelaslah bahwa thariqah ialah sistem atau metode untuk mengenal dan merasakan adanya Tuhan, yaitu seseorang dapat melihat Tuhannya dengan mata hatinya.
c). Haqiqah
Haqiqah secara etimologi berarti inti sesuatu, puncak atau sumber asal dari sesuatu. Dalam dunia sufi, haqiqah diartikan sebagai aspek lain dari syari’ah yang bersifat lahiriah, yaitu aspek batiniah. Dengan demikian haqiqah dapat diartikan sebagai rahasia yang paling dalam dari segala amal, inti dari syari’ah, dan ahir dari perjalanan yang ditempuh oleh seorang sufi.
Menurut keyakinan kaum sufi haqiqah itu dapat dicapai setelah seseorang memperoleh ma’rifat yang sesungguhnya. Apabila thariqah telah dijalani dengan segenap kesungguhan dan setia memegang segala syarat dan rukunnya, tentu bertemulah dengan haqiqah. Mulanya tercapailah kasyaf, yaitu terbuka “rahasia” yang selama ini tertutup dinding yang ada antara kita dan Tuhan. Dindimg tebal yang memisahkan kita dengan Dia adalah hawa nafsu dan kecenderungan duniawi. Itulah gunanya tajrrud, melepaskan ikatan atas diri.
d). Ma’rifah
Ma’rifah secara etimologi berarti pengetahuan atau pengenalan. Dal;am istilah sufi, ma’rifah itu diartikan sebagai pengetahuan mengenal Tuhan melalui hati (qolb). Pengetahuan itu sedemikian lengkap dan jelas sehingga jiwanya merasa menyatu dengan yang diketahuinya itu.
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan ma’rifah, yaitu mengenal Allah. Ini merupakan “tujuan utama” dalam ilmu tasawuf, yaitu mengenal Allah dengan sebenar-benarnya dan sedekat-dekatnya.
Allah berfirman :
(((((((( ((((( (((( (( ((((((( (((( (((((( ((((((((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((
 Artinya ; Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.(QS. Thaha (20):14).
Ma’rifatullah dapat dicapai dengan melakukan syari’ah, menempuh thariqah, dan memperoleh hakikat. Apabila syari’ah dan haqiqah itu dapat dikuasai, timbullah haqiqah yang tidak lain daripada perbaikan keadaan (ahwal), sedangkan tujuan akhir ma’rifah, yaitu mengenal Allah dan mencintai-Nya dengan sesungguhnya.
3.  Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi yaitu taswuf yang ajaran-ajaranya memadukan antara visi intuitif dan visi rasional. Terminologi falsafi yang di gunakan berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya, namun orisinilitasnya sebagai tasawuf tidak hilang. Walaupun demikian, tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat,  karena ajaran dan metodenya didasarkan pada ras (dzauq). Selain itu, tasawuf ini tidak pula dapat dikategorikan pada tasawuf (yang murni) karena sering diungkapkan dengan bahasa filsafat.
Berkembangnya tasawuf sebagai latihan untuk merealisasikan kesucian batin dalam perjalanan menuju kedekatan dengan Allah, menarik perhatian para pemikir muslim yang berlatar belakang teologi dan filsafat. Dari kelompok inilah tampil sejumlah sufi yang filosofis atau filsuf yang sufis. Tasawuf mereka disebut tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang kaya dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Ajaran filsafat yang banyak dipergunakan adalah emansi Neo-Plathonisme dalam semua variasinya. Di katakan falsafi, sebab konteksnya sudah memasuki wilayah ontologi (ilmu kaun), yaitu hubungan Allah dengan alam semesta. Dengan demikian, wajarlah jika jenis tasawuf ini berbicara masalah emanasi (faidh), inkarnasionisme (hulul), persatuan roh Tuhan dengan roh manusia (ittihad), dan keesaan (wahdah).
D. Metode Pengajaran Tasawuf
Tasawuf adalah usaha membersihkan diri dan membersihkan hati, dan pada dasarnya ilmu tasawuf dalam materinya membahas  tentang soal-soal yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan sifat-sifat terpuji yang berhubungan dengan hati serta bertujuan agar manusia mampu beribadah hanya karena Allah atau mengharap ridho Allah. Dan metode yang digunakan dalam pengajaran tasawuf juga bermacam-macam caranya, diantaranya yaitu :
Metode Manajemen Qolbu Melalui Kajian Kitab Salaf
Manajemen qolbu atau manajemen menata hati bertujuan membentuk manusia berhati ikhlas, berpandangan positif, dan selalu menata hati berdasarkan keimanan kepada Allah Swt.
Manajemen qolbu semacam ini biasanya sering diterapkan dalam lingkungan Pondok Pesantren, yaitu dengan diajarkannya kitab-kitab yang didalamnya mengajarkan tentang tasawuf.
Menurut Imam Ghozali, sesungguhnya suatu perkara yang dapat mengingatkan seorang hamba untuk selalu beribadah kepada Allah SWT adalah kemauan yang kuat dan pertolongan dari Allah SWT.
Firman Allah :
((((((( (((((( (((( ((((((((( ((((((((((( (((((( (((((( ((((( (((( (((((((( ( (((((((( (((((((((((((( (((((((((( (((( (((((( (((( ( (((((((((((( ((( ((((((( ((((((( ((((
 Artinya ; Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.(QS. Azzumar (39), :22).
Maksud dari pertolongan Allah disini yaitu, apabila didalam hati manusia sudah diberikan rasa bahwa didalam dirinya terdapat Dzat yang telah memberikan nikmat dengan beberapa nikmat seperti hidup, kekuatan, akal, dan masih banyak lagi nikmat-nikmat yang lain. Maka dalam hati manusia tersebut akan tertanam rasa ada kewajiban untuk bersyukur dan ta’at kepada Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut, karena jika sampai lupa terhadap kewajiban itu maka akan dihilangkan nikmat-nikmat tersebut, dan Dzat yang memberikan nikmat tersebut akan mengganti nikmat-nikmat itu dengan siksa.
Dengan demikian, jika manusia sudah sadar akan hal itu, manusia akan selalu berusaha untuk membersihkan hatinya dan akan selalu bersyukur serta beribadah kepada Allah SWT. Sehingga dengan ibadah tersebut hati manusia akan semakin bersih dan semakin bercahaya.
Metode Dzikir
Dzikir adalah yang baik daya ingatnya, menurut istilah dzikir adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Firman Allah :
((((((((((((((( (((((((((((( ((((((((((((( ((( (((( ((((((((((( (((((
Artinya ; Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(Al-baqarah, (02): 152).
Ada dua cara penyampaian zikir di kalangan para sufi yaitu, zikir lisan dan zikir kalbu. Yang paling utama diantara kedua cara tersebut adalah dengan dzikir melalui lisan dan hati. Akan tetapi, jika ingin meringkasnya yang paling utama adalah dzikir dengan menggunakan hati.
E. Pelaksanaan Pengajaran Tasawuf
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa yang diajarkan tasawuf tidak lain adalah bagaimana menyembah Tuhan dalam suatu keadaan sadar yang penuh. Bahwa pelaku berada didekat-Nya sehingga melihat-Nya (ma’rifat) untuk mencapai hal tersebut, membutuhkan latihan rohani dan perjuangan panjang. Dalam ajaran tasawuf, gerak mengarah kepada pendekatan diri terhadap Tuhan dalam usaha mencapai ma’rifat disebut suluk. Oleh karena itu, seorang sufi jika ingin sampai ke derajat ma’rifat harus melalui beberapa kiat, yaitu :
Belajar Syariat (Ilmu Agama)
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa manusia diciptakan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu, agar manusia itu bisa benar-benar murni beribadah karena Allah manusia harus belajar bagaimana cara beribadah tersebut.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
اَلْعِلْمُ اِمَامُ الْعَمَلْ وَالْعَمَلُ تَابعُهً
Ilmu adalah imamnya amal dan amal adalah yang mengikutunya
Dari hadis diatas sudah jelaslah bahwa belajar mencari ilmu itu lebih didahulukan daripada ibadah. Karena dengan mencari ilmu kita akan berhasil dalam ibadah dan dengan ilmu kita dapat mengetahui bagaimana dan tata cara beribadah dengan benar.
Taubat
Maqam taubat adalah asas dan tiang segala maqam dan kunci segala ahwal. Tobat merupakan kesadaran hati terhadap kelalaian diri dan memandang diri dalam keadaan yang serba kurang karena tercemar pelbagai dosa.
Taubat adalah kiat yang pertama yang harus dilalui oleh seorang yang menempuh jalan tasawuf. Taubat menurut bahasa adalah مُطْلَقُ الرُّجُوْعِ, sedangkan taubat menurut istilah adalah meninggalkan perkara yang dibenci oleh syara’ dan kembali kepada perkara yang dipuji oleh syara’.
Syarat-syarat taubat :
Meninggalkan perbuatan dosa dan memurnikan hati serta berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi dosa yang pernah dilakukan.
Menyesali dosa yang pernah dilakukan .
Menanggalkan perbuatan dosa
Membebaskan diri  dari hak-hak anak adam.
Sedangkan Al-Palembani mengklasifisikan At-Taubah menjadi tiga bagian.
At-Taubah bagi orang awam, yaitu menyesali dan meninggalkan dosa-dosa lahir, seperti pembunuhan, zina, pencurian, dan sebagainya.
At-Taubah bagi orang khawash, yaitu menyesali dan meninggalkan dosa-dosa batin, seperti kesombongan, keangkuhan, dengki, dan sebagainya.
At-Taubah bagi orang Khawwash Al-Khawwash, yaitu menyesali dan meninggalkan perbuatan lalai dari dzikir karena keistimewaan golongan ini adalahbahwa dari ibadah mereka hatinya selalu uingat Allah SWT setiap saat.
Zuhud
Yang dimaksud dengan zuhud adalah meninggalkan keinginan kepada sesuatu karena mengikuti keinginan lain kepada sesuatu yang lebih baik.
Secara etimologi, zuhud berarti ragaba ‘ansyai’in wa tarakahu, artinya tidak tertarik terhadap sesuatu dan meninggalkanya. Zahada fiddunya, berarti mengosongkan diri dari kesenangan dunia untuk ibadah. Orang yang melakukan zuhud disebut zahid, zuhhad atau zahidun. Zahidah jamaknya zuhdan, artinya kecil atau sedikit.
Berbicara tentang arti zuhud secara terminologis, maka tidak bisa dilepaskan dari dua hal. Pertama, zuhud sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tasawuf. Kedua, zuhud sebagai moral (akhlak) Islam dan gerakan protes. Apabila tasawuf diartikan  adanya kesadaran dan komunikasi langsung antara manusia dengan Tuhan sebagai perwujudan ihsan, maka zuhud merupakan suatu stasiun (maqam) menuju tercapainya ”perjumpaan” atau “ma’rifat” kepada-Nya.
Kata zuhud hanya disebut sekali dalam Alquran, yakni dalam ayat yang berbunyi sebagai berikut :
(((((((((( (((((((( (((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((( (((( ((((((((((((( ((((
Artinya : Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, Yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf (QS. Yusuf (12) : 20).
Sedangkan dasar kehidupan zuhud di dalam ajaran Islam ialah ayat Alquuran yang berbuunyi :
(((((((((((( ((((((( (((((((((((( (((((((((( (((((( (((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((( ((((((((((( ((((((((((((( ( (((((((( (((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((( (((( ((((((( ((((((((( ((((((((( (((( ((((((( (((((((( ( ((((( (((((((((( ((((((( ((((((( (((((((((((( ((((( (((( ((((((((((( ( ((((( (((((((((((( ((((((((((( (((( ((((((( ((((((((((( ((((
Artuinya : Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu(QS. Al-Hadid (57): 20).
Ihlas
Ihlas (tulus-murni), bersih dan terbebas dari tujuan selain Allah. ketuluusan dan kesuucian niat.
Ketulusan dalam mengabdi kepada Tuhan dengan segenap hati, pikiran dan jiwa seseorang. Dalam pandangan Islam, ihlas merupakan pengukuhan darui konsep keesaan Tuhan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan dalam ungkapan syahadah “اَشْهَدُ اَنْ لَّااِلَهَ اِلَّاالله”. Bahwa realisasi syahadah merupakan tujuan utama kehidupan spiritual. Ungkapan utama dalam syahadah membuahkan pengingkaran terhadap syirik dalam jiwa seseorang, yakni dosa penyekutuan alam terhadap Tuhan.
Menurut ulama ikhlas ada dua, yaitu keihlasan beramal dan keihlasan mencari pahala. Keikhlasan beramal adalah keinginan mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengagungkan ihwal-Nya dan menyambut seruan-Nya. Adapun mendorong itu adalah keyakinan yang benar. Lawan dari keikhlasan beramal adalah kemunafikan (nifaq).
Adapun keihlasan mencari pahala adalah keinginan memperoleh manfaat ahirat dengan amal kebajikan, lawan darui keikhlasan ini adalah riya’. Riya’ adalah keinginan memperoleh manfaat dunia dengan amalan ahirat, baik diinginkan dari Allah maupun manusia.
Tawakal
Yang dimaksud dengan tawakkal dalam pengertian sebagian sufi adalah”mencampakkan badan dalam ‘ubudiyyah”, menggantung hati pada rububiyah dan menentramkan hati pada kecukupan, jika diberikan dia bersyukur, dan jika tidak diberikan dia bersabar dan rida terhadap takdir Allah.
Tawakal secara etimologi berasal dari bahasa Arab tawwakul yang berarti bersandar atau mempercayakan diri. Dalam terminologi agama, tawakkal biasa diartikan sebagai sebuah sikap bersandar dan mempercayakan diri kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Firman Allah :
(((( (((( (((((( (((((((((((((((((( (((((
Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya( QS. Ali Imron (03) : 159).
Iman seorang manusia itu tidak akan sempurna tanpa didasari dengan ilmu, budi pekerti, dan amal. Demikian juga dengan tawakkal tidak akan sempurna tanpa didasari dengan ilmu, karena ilmu adalah asal, amal adalah buahnya ilmu, dan budi pekerti adalah tawakal itu sendiri.
Uzlah
Uzlah dapat diartikan dengan menyendiri, menyepi, menghindari atau mengasingkan diri.
Aktivitas uzlah merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan para sufi untuk menyucikan dirinya, diharapkan dengan uzlah kegiatan peribadatanya utidak terganggu dengan lalu-lalangnya kehidupan dan urusan duniawi.
F.  Kajian Tentang Pengajaran Tasawuf
1.  Landasan  Pengajaran Tasawuf Syar’i
Sebagaimana yang telah dijelaskan terdahulu bahwa kata tasawuf mempunyai dua arti:
 Berakhlak dengan segala akhlak yang mulia (mahmudah) dan menghindar diri dari segala macam akhlak yang tercela (mazmumah).
 Hilangnya perhatian seseorang terhadap dirinya sendiri dan hanya ada bersama Allah.
Artian yang pertama biasanya dipakai untuk para sufi yang berbeda pada permulaan jalan, sedangkan yang kedua dipakai untuk para sufi yang telah mencapai tahap akhir dari perjalanan menuju Allah.
Dengan demikian, kedua arti tersebut memeliki arti yang satu dan dalam arti yang berkesinambungan.
Masalah akhlak adalah masalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahir bermacam- macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Masalah baik dan buruk , terkadang dianggap relative. Persepsi manusai tentangnya sangat beragam. Karena itu, lahir berbagai teori tentangnya. Apa yang menjadi stadart ukuran kebaikan dan keburukanpun tidak sama dalam persepsi manusia. Ada yang menjadikan adat istiadat sebagai tolak ukur. Ada pula kebahagiaan (hedonism), dan bahkan intuis.
Dalam konteks tasawuf dalam artian perbaikan akhlak ada beberapa hal yang mesti diperhatikan agar tetap dalam bingkai syari’at.
Seluruh sifat buruk (mazmumah)yang akan dikikis mesti dari petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah rasulullah SAW.
Seluruh sifat terpuji yang akan ditanamkan juga dari petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
 Langkah- langkah yang ditempuh dalam proses pembersihan diri dari sifat- sifat tercela dan langkah- langkah yang ditempuh dalam penyemaian sifat- sifat terpuji, termasuk dalam lingkup ijtihadi, akan tetapi mesti dalam bingkai syari’at.
Dengan pengendalian hawa nafsu, bukan dengan membunuh nafsu secara total, sebab nafsu dapat diarahkan kepada hal- hal yang positif, untuk kebaikan diri, keluarga dan masyarakat. Dengan nafsu yang terkendali dengan baik, manusiamengembangkan keturunan. Dengan nafsu yang terkendali, manusia mempertahankan kelangsungan hidupkeluarganya dngan memenuhikebutuhan dan membelakehormatan mereka.
Dengan menanamkan rasa ketidaktergantungan kepada kehidupan dunia, tetapi dengan memperhatikan petunjuk- petunjuk Allah dan Rasul- Nya. Bukan dengan mengisolasikan diri dengan (‘uzlah) untuk selamnya, akan tetapi juga aktif dalam mengurusi keluarga dan jka dapat masyarakat dan bahkan negara.
Dengan memeperbanyak amalan sunat. Jika berbentuk shalat sunat, mesti atas dasar petunjuk Rasulullah. Demikian dalam bentuk puasa sunat, tidak boleh dengan puasa tanpa berbukadalam beberapa hari. Jika dalam bentuk zikir, mesti dalam koridor syari’at, hanya untuk mengingatAllah semata, bukan yang lain.
Dalam  pelaksanaan ibadah-ibadah,mesti terhindar  dari penyimpangan-penyimpangan  yang  dapat  mengarah  kepada penduaan  Tuhan  (syirik).  Dalam  konteks  ini, rabithah  atau wasilah sebaiknya dihindarkan. Demikian juga pengkultusan syaikh mesti dikikis, tetapi bukan berarti tidak menghormati guru. Syaikh, wali atau yang lainya tidak boleah dianggap sebagai sosok yang terkadang melebihi seorang Nabi. Mereka adalah sebagai manusia biasa juga.
Perhatian kepada perbaikan akhlak,tidak boleh mematikan semangat untuk bekerja, beramal berjihaddalam arti yang luas. Rasulullah dan para sahabatnya sangat konsen dengan akhlak mulia tetapi dalam waktu yang sama juga merupakan sosok- sosok yang giat, bersemangatdi dalam urusan dunia dan akhira, meskipun ada sekelompok sahabatyang hanya memfokuskan diri kepada kehidupan kerohanian.
Secara umum, yang mesti ditanamkan adalah akhlak Al- Qur’an, akhlak Nabi SAW adalah Al- Qur’an. Adapun hal- hal yang berhubungan dengan pakaian baik atau buruk, tidak dapat diukur dengan tradisi satu kaum, tetapi dengan petunjuk Al- Qur’an dan Al-Sunah. Seorang dapat menjadi seorang sufi, misalnya, meskipun dia tidak memakai jubah. Ini perlu dikemukakan, karena dmikian ajaran Al- Qur’an dan Sunnah. Disamping itu, agar ajaran tasawuf tidak dianggap sebagai sesuatu yang out- date.
Dalam hal manakah yang lebih baik cara yang ditempuh oleh para sufi atau lainya dalam pembentukan akhlak atau lainya semestinya hanya sebatas wacana, tetapi tidak boleh menjadikan penganut satu faham  merasa lebih baik atau superior dari yang lainya. Sebab hal ini bertentangan dengan ajaran tasawuf itu sendiri.
Kemudian, tasawuf diartikan sebagai hilangnya perhatian seseorang terhadap dirinya sendiri dan hanya ada bersama Allah. Dan inilah yang menjadi tujuan tasawufyang diistilahkan dengan fana’ untuk mencapai ma’rifah. Dalam konteks ini , ada beberapa hal yang mesti diperhatikan agar senantiasa dalam koridor syari’at.
Pertama, mesti diyakina bahwa menurut panduan Al- Qur’an dan Al-Sunnah bahwa Allah berbeda dengan segala yang dijadikan(makhluk). Dalam segala hal, Tuhan bukan makhluk dan makhluk bukan pula Tuhandan tidak akan pernah menjadi Tuhan(Allah).
Fananya makhluk dalam kekekalan Tuhan mesti diartikan sebagai pengenalan hati hamba terhadap Tuhannya yang sedemikian dalam sehingga benar- benar merasa berbedadihadirat- Nya, merasa tidak ada bats antar mereka denga Tuhannya, akan tetapi tetap dalam panduan bahwa hamba adalah hamba dan Tuhan adalah Tuhan.
G. Pondok Pesantren
Pengertian Pondok Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara kyai atau ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid atau halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu.
Istilah pesantren itu sendiri seperti halnya mengaji bukanlah dari bahasa Arab, melainkan dari India. Demikian juga istilah pondok langgar, surau di minangkabau dan rangkang di Aceh.
Banyak penulis sejarah pesantren berpendapat bahwa institusi ini merupakan hasil adopsi dari model perguruan yang diselenggarakan oleh orang-orang Hindu dan Budha. Sebagaimana diketahui, sewaktu Islam datang dan berkembang di pulau jawa telah ada lembaga perguruan Hindu dan Budha yang menggunakan sistem biara dan asrama sebagai tempat para pendeta dan bhiksu melakukan kegiatan pembelajaran kepada para pengilutnya.
Dari keterangan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan yang diadopsi dari lembaga pendidikan Hindu dan Budha yang di dalamnya terjadi interaksi antara kyai dan santri dengan mengambil masjid dan halaman-halaman asrama untuk mengaji buku-buku teks keagamaan ulama masa lalu.
Elemen-elemen Pondok Pesantren
Secara umum pondok pesantren terdiri dari lima elemen pokok, yaitu: kyai, santri, masjid/mushola, pondok/asrama, dan pengajaran kitab-kitab islam klasik (kitab kuning). Kelima elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki pesantren dan membedakan pendidikan pondok pesantren dengan lembaga pendidikan dalam bentuk lain.
Kyai dan Ustadz
Keberadaan seorang kyai dalam lingkungan sebuah pondok pesantren laksana jantung bagi kehidupan manusia. Intensitas kyai memperlihatkan peran yang otoriter disebabkan karena kyailah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan bahkan juga pemilik tunggal sebuah pesantren. Oleh karena alasan ketokohan kyai di atas, banyak pesantren bubar lantaran ditinggal wafat kyainya Sementara  kyai  tidak  punya  keturunan  yang  dapat  melanjutkan usahanya.
Pada system pendidikan pesantren adakalanya sebuah pesantren dikelola oleh seorang kyai saja dengan dibantu oleh beberapa orang ustadz dan beberapa kadang dikelola oleh beberapa kyai yang masih dalam satu keluarga dengan dipimpin oleh seorang kyai sepuh (senior). Fungsinya seorang ustadz ini adalah sebagai pengajar kepada pra santri tingkat dasar dan menengah di bawah bimbingan dan petunjuk kyai. Proses pergantian kepemimpinan di pesantren itu sendiri pada umumnya menganut system pergantian secara geneologis.
Masjid atau Musholla
Elemen penting lainya dari pesantren adalah adanya masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri baik untuk pelaksanaan shalat lima waktu, shalat jum’at, khutbah maupun untuk pengajaran kitab-kitab kuning. Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan ini merupakan manifestasi universal sebagai system pendidikan Islam sebagaimana yang telah dilakukan Rosulullah, sahabat dan orang-orang sesudahnya.
Tradisi yang dipraktekkan Rasullullah ini terus dilestarikan oleh kalangan pesantren. Para kyai selalu mengajar murid-muridnya di masjid. Mereka menganggap masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai kepada para santri terutama keaatan dan kedisiplinan. Penanaman sikap disiplin kepada para santri dilakukan melalui kegiatan sholat berjamaah setiap waktu di masjid, bangun pagi serta yang lainnya. Oleh karena itu, masjid merupakan bangunan yang pertama kali dibangun sebelum didirikannya sebuah pondok pesantren.

Santri
Santri sebagai elemen ketiga dari kultur pesantren yang merupakan unsur pokok yang tidak kalah pentingnya dari keempat unsur lainnya.
Santri mukim adalah para santri yang datang dari tempat jauh sehingga dia tinggal dan menetap di pondok (asrama) pesantren. Sedangkan santri kalong adalah pra santri yang berasal dari sekitar pondok pesantren sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap dipondok, mereka bolak-balik dari rumahnya masing-masing.
Pengajian Kitab-kitab Kuning
Tujuan utama dari pengajian kitab-kitab kuning adalah untuk mendidik calon-calon ulama. Sedangkan bagi para santri yang hanya dalam waktu singkat tinggal di pesantren, mereka tidak bercita-cita menjadi ulama, akan tetapi bertujuan untuk mencari pengalaman dalam hal pendalaman perasaan keagamaan.
Keseluruhan kitab-kitab kuning yang diajarkan sebagai materi pembelajaran di pesantren secara sederhana dapat dikelompokkan ke dalam Sembilan kelompok yaitu :
Tajwid
Tafsir
Ilmu tafsir
Akhlak/tasawuf
Fiqh
Ushul Fiqih
Nahwu (syintax) dan sharaf (morfologi)
Manthiq dan Balaghoh
Tarikh Islam
Madrasah atau Sekolah
Pada beberapa pesantren yang telah melakukan pembaharuan di samping adanya masjid sebagai tempat belajar, juga disediakan madrasah atau sekolah sebagai tempat untuk mendalami ilmu-ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum yang dilakukan secara klasikal. Madrasah atau sekolah ini biasanya terletak pada lingkungan pesantren secara terpadu.
Madrasah yang dikhususkan untuk mendalami ilmu-ilmu agama biasanya disebut dengan madrasah Diniyah. Sedangkan madrasah atau sekolah yang didalamnya diajarkan ilmu-ilmu umum, maka penyelenggaraanya mengikuti pola yang telah ditentukan oleh Departemen agama atau Depdiknas.
Pondok
Sebuah pesantren pada dasarnya adalah suatu lembaga pendidikan yang menyediakan asrama atau pondok (pemondokan) sebagai tempat tinggal bersama sekaligus tempat belajar para santri dibawah bimbingan kyai.
Pondok yang merupakan asrama bagi para santri ini merupakan ciri spesifik sebuah pesantren yang membedakanya dengan system pendidikan surau didaerah Minangkabau.
Tujuan pondok Pesantren
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan yang didalamnya diajarkan ilmu-ilmu keagamaan  yang dipimpin oleh seorang kyai.
Tujuan didirikannya pondok pesantren ini adalah menciptakan kepribadian muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, berahlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, menyebarkan agama atau menegakkan Islam, dan menghilangkan kebodohan.
READ MORE - Ahlak Tasawuf

CINTALAH YANG MENAKLUKANNYA



Oe sobat.....
Dari kalian siapa yg tak mengenal dengan kata Cinta....
Pasti kalian pernah mengalami kaanm...
Langsung saja ni ada sebuah kisah....dan semoga kisah ini bermanfaat....
READ MORE - CINTALAH YANG MENAKLUKANNYA

CONTOH LAPORAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) PAR

BAB I
KILAS DESA BANARAN

A.  Gambaran Umum Desa Banaran
Secara geografis, Desa Banaran terletak di bagian barat Kota Bojonegoro dan berada di dataran rendah. Untuk menuju ke desa Banaran, diperlukan waktu kurang lebih 25 menit dari Kota Bojonegoro. Jarak desa ini adalah 12 km dari Kota Bojonegoro.
Gambar 1
Peta Desa Banaran Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro
 (DI BAWAH INI DI KASIH GAMBAR YA SOBB..)



Desa ini terletak di Kecamatan Malo yang berbatasan dengan Kecamatan Kalitidu. Untuk mencapai tempat ini tidak cukup sulit, karena jalanan yang sudah beraspal dan jalan masuk ke Desa Banaran sudah berpaving, Namun, jalan menuju kebeberapa Gang sendiri cukup sulit, karena jalanan yang rusak dan belum berpaving.
Di Desa Banaran terdapat lima gang yang pertama adalah gang yang terletak di RT. 4, yang mana Penduduk di RT. 4 ini memiliki pengetahuan keagamaan yang masih di pengaruhi adat kejawen, Gang yang ke dua ini bernama gang Sumur Jero, konon katanya dinamakan Sumur Njero karena di gang tersebut dulunya terdapat sumur yang terletak di dalam RT. 02, Gang yang ke tiga bernama gang Sumur Mbujo (RT. 01) dinamakan Sumur Mbujo karena dulunya di gang ini terdapat sumur yang tak pernah habis airnya meski terjadi musim kemarau yang panjang, Gang selanjutnya adalah gang Masjid, dinamakan gang Masjid karena dulunya di gang ini terdapat sebuah Pondok Pesantren yang lumayan cukup besar, Namun, pondok tersebut kini tinggal sebuah kenangan, Gang selanjutnya adalah gang Suwiryo, yaitu suatu nama gang yang di ambil dari nama sesepuh di gang tersebut.
Gambar 2
Peta Desa Banaran dan Gang Desa

Kata Banaran sendiri Menurut Bapak Daud (warga desa Tinawun yang asalnya dari desa banaran) itu berasal dari kata (di ben sak paran paran) di biarkan kemanapun. Karena dulunya di Desa yang kecil ini terdapat lima dusun, yang konon dulunya Desa ini masih satu pemerintahan dengan desa Tinawun yaitu desa yang terletak di sebelah barat desa banaran, saat itu Penguasa daerah tersebut masih bersaudara, karena adanya perbedaan kebijakan, Banaran yang kecil tersebut memisahkan diri dengan Tinawun dan dari ke lima dusun tersebut terciptalah nama Desa yaitu Banaran.
SEJARAH PEMERINTAHAN DESA
No
Nama
Periode
1
2
3
1
Turmudji
1975 s/d 1990
2
Hartono
1990 s/d 1998
3
Hartono
1998 s/d 2008
4
H. Sucipto
2008 s/d 2014
5
H. Sucipto
2014 2019

B.  Keadaan Geografis
Desa Banaran Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro merupakan bagian integral dari sistem perwilayahan kecamatan Malo, Batas – batas desa ini sebelah utara adalah Desa Kedungrejo, sebelah selatan adalah Desa Ngujung, sebelah timur adalah Desa Ketileng, sedangkan sebelah barat adalah Desa Tinawun, Desa Banaran terdiri dari satu Dusun yaitu : Dusun Banaran RT. 01-04 / RW. 01-02 dan secara Geografis Desa Banaran nampak merupakan Dataran Rendah.
 Potensi Sumber Daya Alam
Faktor fisik yang diperlukan dalam merencanakan suatu Kawasan adalah Topografi, Geologi, Hidrografi dan kendala – kendala fisik. Desa Banaran merupakan dataran rendah 5,21C0 DPL/DPS, dengan kemiringan 0,25% dan suhu rata – rata perharianya 32 C0 Derajat C. Menurut Topografi desa ini termasuk ada di dataran rendah, Topografinya yang bergelombang dengan kondisi tanah sangat Lentur dan Lembek. Namun, demikian dengan kondisi Mikro nampak kerajinan ukiran dan lahan yang subur menjadikan daerah ini sebagai salah satu penghasil lumbung pangan dan ukiran di Kabupaten Bojonegoro.
C.   Keadaan Demografis
Jumlah penduduk Desa Banaran Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2014 sebesar 815 Jiwa yang terbagi ke dalam 181 Kartu Keluarga (KK) dengan kepadatan penduduk 4.5 jiwa per Km 2.  Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki – laki pada tahun 2014 sebesar 406 Jiwa, lebih kecil dibanding jumlah perempuan yang sebesar 409 Jiwa.
Tabel 1
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA
NO
USIA
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
PROSENTASE
1
2
3
4
5
6
1
0 – 12 Bulan
37
38
75
50 %
2
1 – 10 Tahun
38
39
77
6,5 %
3
11 – 20 Tahun
40
41
81
6,8 %
4
21 – 30 Tahun
50
43
93
8,0 %
5
31 – 40 Tahun
41
42
83
8,2%
6
51 – 60 Tahun
43
44
87
8,5%
7
61 – 70 Tahun
44
45
89
8,0%
8
71 – 75 Tahun
45
46
91
8,3%
9
>75 Tahun
26
27
53
8,4%
Jumlah Total
406
409
815
100%

Dari data di atas menunjukkan bahwa penduduk usia produktif pada usia 20 – 49 tahun sekitar 926 atau hampir 47,8% hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan dari jumlah Kartu keluarga (KK) diatas, sejumlah 31 KK tercatat sebagai pra sejahtera: 25 KK tercatat keluarga sejahtera I ; 25 KK tercatat keluarga sejahtera II ; 25 KK tercatat keluarga Sejahtera III ; 25- KK sebagai keluargaSejahtera III Plus. 25- jika KK golongan pra sejahtera 25 KK golongan 1 di golongkan sebagai KK golongan miskin, maka 60% desa keluarga miskin.
D.  Keadaan Sosial

Keagamaan
Seluruh warga desa Banaran adalah menganut agama Islam sehingga budaya Islam sangat kental ditengah – tengah masyarakat dan terdapat satu organisasi keagamaan yakni Nahdhatul Ulama.
Di Desa Banaran terdapat sembilan Musholla dan satu Masjid. Mushola-mushola tersebut  digunakan untuk melaksanakan tiga waktu sholat yakni, Subuh, Maghrib dan Isya’, sementara Dhuhur dan Ashar warga masih sibuk dengan bekerja. Bahkan adzan waktu Dhuhur dan Ashar pun jarang dikumandangkan, tetapi banyak mushola yang digunakan untuk kegiatan belajar Al-Qur’an (mengaji).
Selain banyaknya musholla dan masjid yang menjadi bukti keagamaan di Desa Banaran, masyarakat di Desa Banaran juga melakukan rutinitas keagamaan lainnya, misalnya tahlilan, yaasiin-an, takhtiman, manaqiban, dziba’an, ta’ziyah, dan lain-lain. Rutinitas tersebut masih dilakukan oleh warga Desa Banaran. Namun, rutinitas tahlilan tidak dilakukan oleh seluruh masyarakat Desa Banaran, karena mayoritas masyarakat Desa Banaran berfaham Nahdhatul Ulama’ dan minoritas berfaham Aliran Dharmo Gandul. Dengan adanya kelompok minoritas yang berfaham Dharmo Gandul, maka rutinitas tahlilan tidak dilaksanakan oleh semua masyarakat Desa Banaran.

Gambar 3
Kegiatan Istighotsah


Gambar 4
Kegiatan Tahlilan




Gambar 5
Kegiatan Madrasah Diniyah

Gambar 6
Kegiatan Tartil Al-qur’an dan Qiro’ah
Pendidikan

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting untuk memajukan tingkat (SDM) sumber daya manusia yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang dalam peningkatan perekonomian, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat  yang pada giliranya akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan membantu program pemerintah mengentaskan pengangguran masyarakat, di bawah ini adalah prosentase tingkat pendidikan desa Banaran.
Tabel 2
Tamatan Sekolah Masyarakat
No
Keterangan
Jumlah
Prosense
1
2
3
4
1
Buta huruf usia 10 tahun ke atas
3
4.80%
2
Tidak / belum sekolah
45
6,02%
3
Usia prasekolah
74
2.90%
4
Tidak tamat SD
11
26,9%
5
Tamat sekolah SD
210
26,4%
6
Tamat sekolah SMP
210
32,4%
7
Tamat sekolah SMA
210
6,8%
8
Tamat sekolah PT/ Akademi
52
15,6%

Jumlah Total
815
100%

Dari Data diatas menunjukan bahwa mayoritas penduduk desa Banaran hanya mampu menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di jenjang pendidikan 9 tahun. Rendahnya kualitas tingkat pendidikan di desa tidak terlepas dari batasan sarana dan prasarana Pendidikan yang ada.
Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif sebagai jalan keluar untuk meningkatkan sumber daya manusia di desa, yaitu melalui pelatihan dan kursus. Namun, sarana atau lembaga yang mengadakan pelatihan dan kursus tersebut ternyata juga belum tersedia di desa.
Gambar 7
Kegiatan Mengajar di SDN Banaran

Gambar 8
Kegiatan Bimbel di Desa Banaran
Perekonomian
           
                 Berdasarkan kondisi alam yang ada di Desa Banaran memungkinkan pekerjaan warga Desa Banaran adalah sebagai petani, selain petani warga juga bekerja sebagai buruh tani. Berdasarkan penjelasan pada bagian demografi, masyarakat Desa Banaran bisa dikatakan sebagai petani karena banyak masyarakat yang bekerja sebagai petani dan memiliki lahan sawah sendiri.
Tabel Sumber Penerimaan Desa
No
Sumber
Tahun
2012
2013
2014
1
Penerimaan Desa
Rp.  8.125.200,-
Rp.      9.492.500,-
Rp.   10.439.300,-
2
Dana Perimbangan
Rp. 185.000.000,-
Rp. 200.000.000,-
Rp. 300.000.000,-
3
Hasil Lelang Aset Desa
Rp.    12.600.000,-
Rp.    13.300.000,-
Rp.   11.700.000,-
4
Pajak
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
5
Retribusi Portal
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
6
Sewa Tanah Kas Desa
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
7
BLM / PNPM
Rp. 130.000.000,-
Rp. 0
Rp. 0
8
APBD Kabupaten
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
9
APBD Provinsi
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
10
APBD Pusat
Rp. 0
Rp. 0
Rp. 0
11
Swadaya Masyarakat
Rp.      3.000.000,-
Rp. 100.000.000,-
Rp.   3.000.000,-
12
Gotong Royonh
Rp.      4.500.000,-
Rp.      5.000.000,-
Rp.   5.000.000,-
JUMLAH TOTAL
Rp. 343.225.200,-
Rp. 327.792.500,-
Rp. 322.139.300,-

Dari Tabel  diatas, dapat disimpulkan bahwa : Penerimaan pajak, melalui tahun 2011 s/d 2012 mengalami peningkatan. Dari tahun 2013 ke tahun 2014 adalah sebesar 60%, sedangkan dari tahun 2013 ke tahun 2014 adalah sebesar 100%. Adapun penyebab dari peningkatan penerimaan pajak selama tahun 2013 s/d 2014 adalah sebagai berikut :
§  Bangunan baru / Rumah bertambah
§  Kenaikan Tarif
§  Tanah kas desa disewakan kepada masyarakat untuk menambah pendapatan desa, sewa tiap tahun meningkat untuk menyesuaikan terhadap perkembangan perubahan perkapita.
§  ADD ( Alokasi Dana Desa ) adalah dana Pembangunan yang bersumber dari pemerintah,    besaran dana tiap tahun bisa berubah anggaran pendapatan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah.

Kebudayaan

Desa Banaran merupakan daerah agraris yang mayoritas penduduknya adalah suku Jawa dengan sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Meskipun demikian, masyarakat di desa ini selalu memperhatikan hal-hal tentang adat istiadat peninggalan nenek moyang mereka. Seperti tradisi dan kebudayaan desa Banaran yang masih bertahan sampai sekarang yaitu tradisi megengan, dan suruan.
Megengan adalah Tradisi yang biasanya dilakukan oleh masyarakat desa Banaran satu tahun sekali dan dilaksanakaan  ketika menjelaang bulan Ramadhan ( Poso ). Biasanya dilakukan di rumah masing-masing warga dan juga ada yang bersamaan di mushola-mushola, tujuan dari acara ini adalah untuk kirim do’a (kirim duwo;bahasa jawa) kepada keluarga yang sudah meninggal dunia.
 Suruan atau buwuhan juga menjadi salah satu bagian dari tradisi yang masih tersisa di Desa Banaran. Suruan adalah sebuah tradisi berupa pemberian hibah atau hadiah kepada orang yang mempunyai hajat baik pernikahan maupun sunatan. Hadiah yang diberikan berupa hasil panen dari sawah yang mereka peroleh, umumnya adalah beras sebagai bahan makanan pokok warga dusun ini. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk tercapainya kerukunan warga serta terpeliharanya tali silaturrahmi antar warga.
Kesehatan

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Kesehatan di desa Banaran sudah mulai membaik, masyarakat di desa Banaran dalam pemeliharaan kesehatan dibantu oleh seorang bidan yang bertugas di Polindes (Pondok Bersalin Desa) dan seorang mantri kesehatan yang bertugas di ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa).
Selama ini di desa Banaran jarang mengalami masalah kesehatan yang serius, tetapi ketika musim penghujan ada beberapa warga yang terjangkit penyakit, seperti demam berdarah, diare dan ISPA yang biasa menyerang balita.
Untuk mencegah adanya penyakit yang timbul di masyarakat, tenaga kesehatan yang ada di desa Banaran membagikan serbuk abate untuk mencegah timbulnya jentik-jentik nyamuk dan Imunisasi untuk para balita.
E.  Politik Pembangunan

Sejak mulai berdiri menjadi sebuah desa yang diakui oleh pemerintah, dari waktu ke waktu Desa Banaran mengalami peningkatan walaupun belum sampai pada pemenuhan kebutuhan dasar. Untuk itu diharapkan kepada masyarakat dan tokoh–tokoh yang ada di desa mempunyai kesadaran untuk menghargai sesepuh desa dengan pemerintah dan lembaga desa demi terwujudnya kesejahteraan bersama.
Tabel 2 Sejarah Pembangunan Desa
No
Periode
Nama Kegiatan
Keterangan
        1.          
1990
Jembatan DusunBanaran
DPD/K
        2.          
1991
Perbaikan,jalan Dusun Banaran
DPD/K
        3.          
1992
Gedung TK
DPD/K
        4.          
1993
Pompa air dan hand traktor



traktortractor
_Mcsin
DPD/K
        5.          
1994
Jalan Makadam Dusun Banaran
DPD/K
        6.          
1995
Jalan Makadam Dusun Banaran
DPD/K
        7.          
1996
Jalan Makadam Dusun Banaran
_.ialan
DPD/K
        8.          
1997
Jalan Makadam Dusun Kepoh
DPD/K
        9.          
1999
Rehab Gedung TK dan Masjid
DPD/K
    10.          
2000
Rehab Kantor Desa
DPD/K
    11.          
2003
Gedung TK
PNPM PPK
    12.          
2004

TPT Dusun Banaran
PNPM PPK
    13.          
2005
Rehab Kantor Desa
DPD/K
    14.          
2006
Telford
DPD/K
    15.          
2007
Jalan makadam Dusun Banaran
DPD/K
    16.          
2009
 Polindes Banaran
PNPM PPK





BAB II
PENEMUAN MASALAH
A.  Identifikasi Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat, pastinya tidak akan lepas dari yang namanya permasalahan, masalah ini dapat berasal dari beberapa faktor baik itu dari faktor alam maupun faktor sosial. Faktor alam biasanya timbul karena perubahan iklim atau letak geografis suatu Desa yang kurang menguntungkan dan letak Desa yang jauh dari perkotaan. Adapun faktor sosial muncul dari pola pemikiran masyarakat itu sendiri, permasalahan sosial biasanya terjadi karena kurangnya rasa tanggung jawab dari setiap individu, yang sering kali menimbulkan kerusakan lingkungan sekitar. Kerusakan ini bisa berupa pencemaran lingkungan, baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Setidaknya ada dua permasalahan utama yang selama ini dirasakan  oleh masyarakat Desa Banaran, yaitu;
1.    Terbelenggunya Masyarakat Petani oleh kekuasaan Tengkulak
Desa Banaran merupakan daerah yang berpotensi sebagai penghasil tanaman padi dan tebu, karenanya 90% masyarakatnya bekerja sebagai petani, dan merupakan sumber pencaharian utama bagi masyarakat Desa.
Jarak Desa Banaran yang cukup jauh dari perkotaan, membuat malas para petani untuk menjual hasil panenya ke kota, dan lebih memilih untuk menjual hasil panenya ke tengkulak. Selain itu, kebanyakan petani juga tidak memiliki modal yang lebih untuk menanam padi dan tebu, sehingga ketika pertengahan musim tanam yaitu ketika tanaman (padi dan tebu) masih muda, mereka menjualnya ke tengkulak, uang hasil penjualan tadi kemudian dipakai untuk melanjutkan penanaman (padi dan tebu) serta sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tindakan petani yang menjual tanaman yang masih muda tersebut membuat para petani semakin terbelenggu oleh kekuasaan tengkulak, sehingga dalam masalah perekonomian mereka tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Dan justru perekonimian mereka hanya berputar putar saja, sehingga membuat petani kurang bisa menikmati hasil dari pertanian mereka.
2.    Banjir
Secara geografis Desa Banaran terletak di dataran rendah, dan daerah pertanianya terletak di pinggiran bengawan solo, sehingga bencana banjir sering melanda daerah pertanian ini. Akibatnya, ketika musim penghujan daerah pertanian ini banyak yang di genangi air, dan membuat masyarakat desa Banaran gagal panen.

B.     Sasaran dan Target
Seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa masyarakat desa Banaran kebanyakan bermata pencaharian sebagai petani, namun berdasarkan kondisi dan potensi masyarakat desa Banaran, tengah memungkinkan untuk dilakukan kegiatan pemanfaatan pohon pisang pada lahan  di sekitar rumah dan kebun warga, maka sudah sewajarnya jika dengan kondisi lingkungan yang sangat mendukung ini, seharusnya warga desa Banaran harus mencoba peruntungan lain demi memperbaiki keadaan ekonomi mereka, salah satunya dengan cara mengembangkan pemanfaatan Pohon pisang tersebut.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:
a.       Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat desa Banaran dengan cara memanfaatkan limbah pohon pisang
b.      Menjadikan desa Banaran sebagai  salah satu penghasil kerajinan pohon pisang  di Bojonegoro
c.       Mengkoordinir para petani Pohon pisang di desa Banaran untuk membentuk kelompok tani dan sub koperasi.
Mengapa harus pohon pisang.? Dari sinilah dapat kita gali lebih dalam sisi lain dari Pohon Pisang ini, mengapa masyarakat desa Banaran cenderung lebih berminat untuk memanfaatkan pohon pisang. Potensi pohon pisang yang sangat melimpah di desa Banaran dimana hampir setiap rumah mempunyai kebun pohon pisang dan pohon pisang yang dimiliki masyarakat desa. Mungkin itu hanya sebagian kecil dari faktor pendorong petani untuk lebih memenggeluti pemanfaatan Pohon pisang, dan masih banyak hal lagi yang menjadi faktor pendukung yang lain antara lain :
1.      Menjadi lapangan pekerjaan baru/dapat menambah penghasilan
2.      Disukai banyak kalangan masyarakat
3.      Menjadi alternatif untuk mengisi waktu luang warga
4.      Sebagai sarana mengambangkan keterampilan masyarakat
Selain limbah pohon pisang, ternyata jantung pisang juga bisa digunakan sebagai bahan alternatif untuk membuat nugget, karena jantung pisang juga memiliki banyak sekali manfaat diantarnya:
1.      Untuk sayuran
2.      Sebagai makanan pendamping lauk
3.      Menambah stamina tubuh
4.      Dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, diabetes, stroke, juga sebagai solusi bagi obesitas karena seratnya yang tinggi mampu untuk menghambat nafsu makan.
Akan tetapi dalam perkembangannya didalam pemanfaatan limbah pohon pisang masyarakat di desa Banaran masih sering menuai beberapa kendala. Berikut adalah permasalahan yang selama ini menjadi kendala warga Desa Banaran dalam mempemanfaatankan Pohon pisang antara lain :
a.       Minim pengetahuan
Masyarakat desa yang sulit untuk menerima hal baru membuat mereka tidak mau mencari inovasi tentang pohon pisang. Juga karena masyarakat lebih memilih untuk memanfaatkan pohon pisang sesuai dengan apa yang diajarkan nenek moyang mereka. Selain itu karena masyarakat desa Banaran yang hanya memandang sebelah mata tentang pohon pisang membuat pemahaman mereka tentang tentang pemanfaatan pohon pisang masih sangat minim dan hampir tidak mengetahui bahwa pohon pisang dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ekonomi. Juga karena selama ini mereka hanya berfokus pada buah yang dapat dikonsumsi.
b.      Waktu pengeringan
Pengeringan batang pohon pisag yang membutuhkan waktu lama (+ 7 hari) ketika musim hujan akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Sehingga target produksi yang ingin dicapai tidak tercapai maksimal.
C.  Metodologi PAR
Di dalam sebuah penelitian diperlukan sebuah metode dalam memecahkan permasalahannya. Dengan memanfaatkan kekayaan riset-riset tradisional yang masih terus berkembang, kami mengumpulkan data dari lapangan dan menganalisanya, karena PAR memiliki metode berbagi cerita (sharing), wawancara mendalam (in-depth interview), dan diskusi kelompok terfokus (focus group discussion/FGD).
     Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (stakeholders) dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung (di mana pengamalan mereka sendiri sebagai persoalan) dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik. Untuk itu, mereka harus melakukan refleksi kritis terhadap konteks sejarah, politik, budaya, ekonomi, geografis, dan konteks lain-lain yang terkait. Hal yang mendasari dilakukannya PAR adalah kebutuhan kita untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan.
     Peneliti sebagai fasilitator masyarakat pada dasarnya berperan dalam pengembangan pembelajaran masyarakat lokal untuk membangun tingkat kemandirian dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Bersamaan dengan itu, membangun kesadaran kritis masyarakat terhadap berbagai format ekonomi politik yang berlangsung secara mapan dibarengi dengan memperkuat kemampuan masyarakat untuk berdialog sehingga memiliki bargaining position yang kuat dengan kekuatan lain. Maka dari itu diperlukan strategi-strategi sebagai berikut :

a.    Memulai dengan tindakan mikro yang memiliki konteks makro/global.
b.    Mengembangkan penguasaan pengetahuan teknis masyarakat.
c.    Membangun kembali kelembagaan masyarakat.
d.   Pengembangan kesadaran masyarakat melalui pendidikan yang  transformatif.
e.    Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menentukan penguasaan dan pengelolaan serta kontrol terhadap sumber daya alam dan manusia (terutama sumber daya ekonomi)
f.     Pengembangan sektor ekonomi strategis sesuai dengan kondisi lokal (daerah).
g.    Mengembangkan pendekatan kewilayahan/kawasan yang lebih menekankan pada kesamaan dan perbedaan potensi yang dimiliki.
h.    Membangun jaringan ekonomi  strategis yang berfungsi untuk mengembangkan kerjasama dalam mengatasiketerbatasan-keterbatasan baik dalam bidang produksi, pemasaran, teknologi, dan permodalan.

Langkah-langkah Proses Pemecahan Masalah
1.  Riset Pendahuluan
     Sebelum upaya get in dalam kawasan Banaran, peneliti akan melakukan riset pendahuluan sebagai penjajakan awal. Dalam riset ini peneliti akan mengobservasi aktivitas sehari-hari anak-anak dan para orang tua, lingkungan sosial tempat anak-anak  tumbuh, perilaku dan kebiasaan masyarakat, sanitasi, struktur masyarakat, dan yang terpenting adalah upaya mengendus masalah.
     Riset ini berguna sebagai pijakan untuk masuk pada analisis lebih jauh. Riset ini juga akan mempermudah peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya, yaitu inkulturasi.
2.  Inkulturasi
     Langkah selanjutnya adalah inkulturasi, atau melebur dan membaur dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Informasi awal yang telah didapat ketika melakukan riset pendahuluan dapat dijadikan pedoman untuk mengadaptasikan diri di tengah-tengah masyarakat.
     Dalam langkah ini, peneliti jugaakan melakukan proses pendekatan sebagai upaya building. Maka dari itu, peneliti akan berusaha untuk bersikap netral, khususnya dalam hal golongan dan partai. Pendekatan yang akan peneliti lakukan adalah dengan memberikan bimbingan belajar pada anak-anak secara gratis dan mengikuti aktivitas masyarakat.
3.  Pengorganisasian Masyarakat untuk Agenda Riset
                 a.  Membentuk Kelompok
Setelah tahap inkulturasi dilalui, peneliti akan membangun kelompok dari level “grass root”(akar rumput). Kelompok-kelompok yang akan dibangun terdiri dari kelompok ibu-ibu dan kelompok bapak-bapak. Tujuan membangun kelompok ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan bersamaan dengan upaya memperkuat ketahanan, kepercayaan diri, dan tanggung jawab masyarakat.
                 b.  Melakukan Analisis Masalah
Dalam pertemuan kelompok akan diadakan Focus Group Discussion(FGD), yaitu diskusi mengenai permasalahan tertentu sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya. Dalam FGD inilah pendidikan populer dilancarkan. Para partisipan diajak untuk mengkaji permasalahannya, mencari penyebab, dan melihat dampak negatifnya.
Pelaksanaan teknik-teknik PAR seperti daily routines, kalender musim, analisis kelembagaan, dan lainnya juga berupa diskusi. Dialog interaktif yang terbangun diharapkan dapat membuka wawasan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat akan hak-hak anak.
                 c.  Merumuskan Masalah
Masyarakat merumuskan masalah mendasar khususnya yang berkaitan dengan hajat hidup kemanusiaan yang dialaminya. Teknik yang mudah untuk merumuskan masalah ini biasanya dengan analisis masalah (hirarkhi masalah), yang selanjutnya dibuat analisa tujuan. Selanjutnya dilengkapi dengan teknik matrik ranking sebagai langkah untuk memilih prioritas persoalan mana yang akan diselesaikan lebih dahulu.
4.  Perencanaan Tindakan Aksi untuk Perubahan Sosial
                 a.  Mengorganisir Gagasan
Hasil-hasil FGD khususnya dalam pelaksanaan teknik-teknik PAR akan dianalisis sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pemecahan masalah. Setelah matrik ranking masalah ditetapkan bersama, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan bersama upaya pemecahan masalah. Dalam tahap perencanaan ini, ide dan gagasan dari partisipan diinventarisir terlebih dahulu, untuk kemudian diputuskan bersama-sama gagasan yang dipilih.
                 b.  Mengorganisir Sumber Daya/Potensi
Gagasan pemecahan masalah yang telah ditetapkan harus mempertimbangkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki masyarakat. Komunitas sebelumnya harus sudah menginventarisir siapa memiliki potensi dan sumber daya apa. Begitu seterusnya hingga keragaman sumber daya yang dimiliki masyarakat dapat saling melengkapi guna mendukung jalannya aksi perubahan sosial.
                 c.  Menyusun Strategi Gerakan
                             Komunitas menyusun strategi gerakan untuk memecahkan problem kemanusiaan yang telah dirumuskan. Di dalamnya, komunitas menentukan langkah-langkah sistematik, menentukan pihak yang terlibat (stakeholders), dan merumuskan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan program yang direncanakan serta mencari jalan keluar apabila terdapat kendala yang menghalangi keberhasilan program. Penyusunan strategi gerakan ini merupakan langkah penting untuk pemecahan masalah. langkah mudah untuk menyusun strategi ini adalah dengan teknik mengelola program yang berbentuk Logical Framework Approach (LFA).
5.  Aksi
                        Hasil perencanaan aksi selanjutnya diimplementasikan secara simulan dan partisipatif. Pemecahan persoalan kemanusiaan bukanlah sekedar untuk menyelesaikan persoalan itu sendiri, tetapi merupakan proses pembelajaran masyarakat, sehingga terbangun Pranata baru dalam komunitas dan sekaligus memunculkan community organizer (pengorganisir dari masyarakat sendiri), dan akhirnya akan muncul local leader (pemimpin lokal) yang menjadi pelaku dan pemimpin perubahan.
5.      Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengkroscek apakah yang telah dilaksanakan tetap berada dalam jalur yang ditentukan, bagaimana impresi dan efek yang dihasilkan. Jika ternyata langkah yang telah dilakukan membawa implikasi negatif dan destruktif, maka bukan tidak mungkin peneliti harus merubah arah kebijakan, karena sebenarnya PAR menghendaki pendekatan yang fleksibel dan multidimensional untuk menunjang progresifitas masyarakat.
6.      Refleksi
Informasi yang telah terkumpul ditinjau secara terus-menerus, kemudian diklasifikasi, diverifikasi, disistematisasikan, dan terakhir diambil kesimpulan-kesimpulannya. Dengan demikian data-data lengkap yang telah tersusun menjadi bermakna.
                        Berdasarkan hasil riset, proses pembelajaran masyarakat, dan program-program aksi yang sudah terlaksana, peneliti bersama masyarakat merefleksikan semua proses dan hasil yang diperolehnya (dari awal sampai akhir). Refleksi teoritis dirumuskan secara bersama, sehingga menjadi sebuah teori akademik yang dapat dipresentasikan pada khayalak publik sebagai pertanggung jawaban akademik.
E.  Triangulasi
                        Tidak semua data yang diperoleh bisa langsung dipercaya validitasnya. Untuk mengetahui kebenaran data bisa menggunakan prinsip triangulasi informasi, yaitu pemeriksaan dan periksa ulang melalui :[1]
1.      Keragaman Teknik PAR 
Setiap teknik PAR punya kelebihan dan kekurangan. Tidak semua informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam satu teknik PAR dapat dipercaya. Melalui teknik-teknik yang lain, informasi tersebut dapat dikaji ulang untuk melihat apakah benar dan tepat.
Teknik-teknik PAR pada umumnya adalah saling melengkapi dan digunakan sesuai dengan proses belajar yang diinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan.
     2.  Keragaman Sumber Informasi
Masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks dan memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan bertentangan.
Informasi yang berasal dari sumber tunggal atau terbatas tidak jarang diwarnai oleh kepentingan pribadi. Karena itu,sangat perlu mengkaji silang informasi dari sumber yang berbeda.
Dalam melaksanakan PAR perlu diperhatikan untuk tidak didominasi oleh beberapa orang atau elit desa saja tetap melibatkan semua pihak, termasuk golongan miskin dan perempuan. Sumber informasi lain juga dapat dimanfaatkan seperti sumber sekunder yang berada di desa.
F.  Teoritisasi
Yang dijadikan landasan dalam cara kerja PAR, terutama adalah gagasan-gagasan yang datang dari rakyat. Oleh karena itu, fasilitator PAR harus melakukan langkah-langkah berikut :
Ø  Memperhatikan secara sungguh-sungguh gagasan yang datang dari rakyat yang masih terpenggal dan belum sistematis;
Ø  mempelajari gagasan tersebut secara bersama-sama dengan mereka sehingga menjadi gagasan yang sistematis;
Ø  menyatu dengan rakyat;
Ø  mengkaji kembali gagasan yang datang dari mereka, sehingga mereka sadar dan memahami bahwa gagasan itu milik mereka sendiri;
Ø  menerjemahkan gagasan tersebut dalam bentuk aksi;
Ø  menguji kebenaran gagasan melalui aksi




BAB III
DINAMIKA PELAKSANAAN PROGRAM
A.  Urairan Proses Pelaksanaan Program Yang Menunjukkan Sebuah Pembelajaran
Hampir seluruh wilayah Indonesia cocok untuk budidaya tanaman pisang. Tanaman pisang tersebar mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, baik yang dibudidayakan di lahan khusus maupun ditanam sembarangan di kebun atau di halaman. Hampir setiap pekarangan rumah di Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat menghasilkan, dapat berlangsung lama, mudah ditanam dan mudah dipelihara.


Dari seluruh bagian tanaman pisang, buah pisang dan daun pisanglah yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Batang pohon pisang  dapat dijadikan tali tampar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Sedangkan bagian lain dari tanaman ini masih terbatas pemanfaatannya, misalnya saja jantung pisang. Pada fase pembungaan dan pembuahan, setelah pembentukan sisir pisang yang terakhir, kemudian dilakukan pemotongan bunga (jantung pisang). Dan biasanya bunga ini langsung dibuang karena dianggap limbah. Padahal bunga (jantung pisang) memiliki nilai gizi yang cukup baik dan dapat di buat berbagai macam hasil olahan makanan.
1.    Proses pembuatan tali tampar
Pohon pisang yang baik dipakai untuk dibuat kerajinan adalah pisang jenis kepok dan pisang raja, alasanya karena pohon pisang ini banyak ditemui di indonesia dan juga karena bentuk batang yang panjang dan lebar. Berikut cara pembuatan tali tampar dari batang pohon pisang :
a)      Menggunakan pisau atau parang yang tajam agar tidak robek atau rusak batang pisang yang di tebang
b)      Iris kecil kecil pelepah dan batang pohon pisang
c)      Kupas pelepahnya
d)     Jemur pelepah pisang tadi
Gambar proses pengeringan / penjemuran
e)      Pisahkan bagian permukaan halus dari permuka’an yang kasar
 
Gambar proses pemisahan
f)       Sigar atau pecah menjadi beberapa ayaran
g)      Ambil isi pelepah pisang
h)      Lilitkan bagian luar gedebog pisang pada pelepah pisang dengan cara melingkar miring
Gambar proses pelilitan
i)        Ikatkan awal tampar pada media gulung dan lanjutkan melapisi tampar
j)        Bila ayaran dalam dan luar sudah mau habis, sambung dengan cara silangan sebagian dengan yang baru dan lanjutkan lapis bagian luar
k)      Sambungan antara dalam dan luar tidak boleh sama, agar tampar menjadi kuat dan tak mudah terputus
2.      Hasil kerajinan dari limbah Pohon Pisang
Gambar limbah pohon pisang dijadikan tempat tissu dan sandal
Gambar limbah pohon pisang dibuat tempat gelas dan lain-lain
Gambar limbah pohon pisang di jadikan tampar  dan pigura

3.    Proses pembuatan Nugget jantung pisang
Kandungan gizi dari kunsumsi 25gr jantung pisang adalah jantung pisang mengandung 31 kkal kalori, 1,2 gram senyawa protein, 0,3 gram lemak dan 7,1 gram karbohidrat. Jantung pisang juga mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C dan mineral penting seperti fosfor, kalsium, serta zat besi. Ini berarti mengkonsumsi jantung pisang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, diabetes, stroke, juga sebagai solusi bagi obesitas karena seratnya yang tinggi mampu untuk menghambat nafsu makan.
Hampir semua jantung pisang dapat dikonsumsi sebagai makanan. Tetapi hanya ada satu jantung pisang dari pohon pisang susu yang rasanya pahit. Berikut cara pembuatan nugget jantung pisang : 
a)      Iris jantung pisang kecil - kecil
Gambar proses pengirisan jantung pisang
b)      Rebus jantung pisang sampai masak (+ 30 menit, sampai warna coklat atau putih)
c)      Hancurkan jantung pisang yang telah direbus, giling halus.
d)     Haluskan bumbu halus (bawang putih, bawang merah, garam) dan campur dengan jantung pisang yang telah dihaluskan.
e)      Masukkan tepung terigu, tepung tapioka dan telur.
f)       Aduk hingga rata dan masukkan dalam wadah
Gambar proses pembuatan nugget jantung pisang
g)      Kukus selama 20 – 30 menit
h)      Potong sesuai selera
i)        Oleskan telur dan tepung panir
Gambar proses pengolesan telur dan tepung panir
j)        Goreng hingga kecoklatan
Gambar proses penggorengan nugget jantung pisang
k)      Nugget jantung piusang siap dihidangkan
Usaha pemanfaatan Limbah Pohon Pisang dan pembuatan nugget dari jantung pisang merupakan salah satu industri rumah tangga yang ada di desa Banaran, yang bercirikan ekonomi kerakyatan, dimana mayoritas dilakukan oleh wanita.  Sebagai  salah satu usaha produktif untuk mendapatkan penghasilan dari usahanya. Produk yang dihasilkan terbatas dan modal yang digunakan rendah, sehingga keuntungan yang diperoleh cenderung rendah. Hal ini bisa dimaklumi bahwa usaha pemanfaatan pohon pisang baru masyarakat pelajari dengan adanya kegiatan kuliah kerja nyata Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro 2016. Namun usaha tersebut tetap berlangsung karena dapat menyerap tenaga kerja keluarga dan memberi nilai tambah meskipun rendah.
Rendahnya keuntungan usaha tersebut tidak menyurutkan minat masyarakat desa Banaran untuk terus memanfaatkan pohon pisang guna mengisi waktu luang dan menambah penghasilan masyarakat.
B.  Pemecahan Masalah
Dengan adanya permasalahan di atas, kami mencoba untuk mencari alternatif atau cara lain untuk memanfaatkan pohon pisang, yaitu:
1.      Mensosialisasikan pemanfaatan pohon pisang
Kami selaku peserta kuliah kerja nyata Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro 2016 mensosialisasikan pemanfaatan pohon pisang kepada masyarakat desa Banaran agar masyarakat desa Banaran memahami bagaimana pemanfaatan pohon pisang untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa Banaran.
2.      Memberikan altenatif alat yang lebih terjangkau
Masyarakat desa Banaran yang mayoritas ekonomi menengah kebawah akan sangat kesulitan untuk membeli alat melilit batang pisang yang berharga relatif mahal, sehingga dibuatlah alat memilit batang pisang yang lebih murah dan mudah dibuat. Alat tersebut dapat dibuat sendiri oleh masyarakat dengan menggunakan peralatan bekas mesin pompa air.

   
BAB IV
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
A.    Faktor Pendukung

a.    Perangkat Desa
Dalam pelaksanaan program kerja tentu saja perangkat desa memiliki andil yang cukup besar. Untuk menjangkau masyarakat yang begitu luas diperlukan data yang akurat sebagai penunjang pelaksanaan program. Selain itu dalam pelaksanaannya memerlukan pengarahan demi tercapainya tujuan kerja yang maksimal, disinilah akan terlihat betapa dukungan serta kerja sama yang baik dari perangkat desa merupakan hal penting yang tidak bisa disepelekan.

b.   Pemanfaatan Pohon Pisang
Target meningkatkan kualitas hidup merupakan motivasi yang jitu untuk menggali potensi kerja yang lebih baik. Agaknya hal itu pula yang terjadi pada para pemanfaatan pohon pisang di desa Banaran. Hal ini bisa dilihat dari antusiasme masyarakat khususnya pemanfaatan pohon pisang untuk mengikuti program kerja yang telah direncanakan sebelumnya, seperti penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas, serta pembentukan kelompok pemanfaatan pohon pisang  yang disambut baik oleh hampir seluruh kalangan petani di desa Banaran ini.
c.    Sikap Konsisten
Adanya konsistensi dari para personil dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, sehingga menjadikan tugas terasa lebih mudah dan tidak menumpuk.
B.     Faktor Penghambat

a.         Terdapat banyak permintaan dan tuntutan dari masyarakat, akan tetapi personil yang bertugas sangat terbatas, sehingga menjadikan sasaran program kurang merata.
b.        Di desa Banaran tidak terdapat cukup alat untuk mendalung dan tepung panir untuk memenuhi kebutuhan pemanfaatan  jantung pisang, bahkan bisa dibilang tidak ada.
c.         Fokus masyarakat yang cenderung hanya ingin memanfaatkan buahnya saja, membuat kita mahasiswa KKN IAI Sunan Giri 2016 harus lebih ekstra mendorong masyarakat Banaran untuk memanfaatkan limbah pohon pisang.
C.    Alternatif  Pemecahan

a.   Memangkas daftar kegiatan dengan memperhatikan kondisi dan situasi anggota kelompok, serta memilah dan memilih kegiatan apa saja yang perlu didahulukan.
b.   Memberi penyuluhan tentang pemanfaatan pohon pisang.
c.   Melakukan pendekatan secara personil dan melakukan kunjungan pada seluruh warga desa.
d.   Berusaha untuk selalu aktif dalam melaksanakan kegiatan meskipun harus terhalang oleh hujan.




BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah terjadinya interaksi dengan masyarakat di lokasi kegiatan KKN dan apa yang telah kita rasakan di lapangan selama sebulan  penuh, maka kami dapat menyusun laporan ini, dan dari beberapa uraian diatas kami dapat memperoleh beberapa garis besarnya antara lain:
1.         Di Desa Banaran sudah terdapat organisasi Ke-Agamaan.
2.         Di Desa Banaran terdapat Jam’iyyah-jam’iyyah Ke-Agamaan, seperti Jam’iyyah Tahlil, dan lain-lain baik putra maupun putri.
3.         Karang Taruna  sebagai penunjang pengembangan dan berkumpulnya pemuda - pemudi Desa Banaran yang sangat positif. 
4.         Organisasi sosial lain juga banyak terdapat di Desa ini, yang semakin maju seiring dengan perkembangan dan kemajuan tekhnologi.
5.         Adanya kebersamaan dari peserta KKN yang didasari dengan rasa tanggung jawab berazaskan kekeluargaan.
6.         Tanggapan masyarakat terhadap adanya KKN yang positif yang kemudian bersama-sama peserta KKN mencari solusi dalam memecahkan suatu problem yang sedang dihadapi.
7.         Keberhasilan KKN tersebut tidak lepas dari bantuan segala elemen masyarakat Desa Banaran terutama dari aparatur desa khususnya kepala Desa Banaran yang slalu mendampingi, mengarahkan serta mendukung peserta KKN dalam melaksanakan program dan juga ketrampilan, kesabaran dan keuletan peserta KKN yang didapat dari luar maupun dari dalam kampus IAI Sunan Giri Bojonegoro.
8.         Setelah pelaksanaan KKN ini, diharapkan masyarakat ikut dalam membangun Desa Banaran khususnya dalam melestarikan pemanfaatan pohon pisang  (batang pisang sebagai tali tampar dan jantung pisang dijadikan nugget ) yang menjadi program unggulan dari pada kegiatan KKN.
9.         Perlunya peningkatan sumber daya manusia, seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman.
B.     Saran - saran
Setelah kami mengevaluasi dan merefleksikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan KKN di Desa Banaran ini, ternyata masih cukup banyak kekurangan-kekurangan yang perlu adanya pembenahan serta perbaikan, sehingga kami ikut dalam memberikan saran dan pandangan baik kepada masyarakat lokasi kegiatan KKN, rekan-rekan peserta KKN serta pada fakultas sebagai panitia pelaksana dalam kegiatan KKN ini.
Adapun saran-saran yang dapat kami berikan antara lain sebagai berikut :
1.         Kepada Desa Banaran
d.        Mempertahankan adat istiadat masyarakat Desa Banaran yang berbasis agama serta tidak menanggalkan perubahan demi tercapainya masyarakat madani.  
e.         Agar terjadi kerja sama antar aparat desa dalam melaksanakan roda pemerintahan, serta dapat memelihara dan memanfaatkan seluruh hasil-hasil pembangunan desa.
f.         Apabila ada problem yang menyangkut kepentingan bersama, hendaknya diselesaikan bersama lewat musyawarah warga antar masyarakat, tokoh masyarakat dan Aparat Desa, sehingga tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
g.        Masyarakat dan Aparat harus bisa memanfaatkan potensi dari desanya, baik berupa SDM-nya maupun dari SDA-nya,
h.        Agar masyarakat Desa Banaran melestarikan, merawat, dan membudidayakan tanaman Ale
2.         Bagi Mahasiswa Peserta KKN
Dalam hal ini kami menemukan beberapa pokok yang kiranya perlu diperbaiki, diantaranya yaitu :
a.         Bagi mahasiswa yang akan melakukan KKN sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah pengabdian terhadap masyarakat harus bisa bergaul dan beradaptasi dengan masyarakat yang ditempatinya, serta harus terampil dan dapat memahami masyarakat lokasi KKN karena lingkungan yang dihadapinya jauh berbeda dengan lingkungan kampus.
b.        Pengalaman-pengalaman yang didapat selama melaksanakan kegiatan ini, hendaknya dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga, karena nantinya dapat dijadikan bekal untuk menghadapi masyarakat setelah mereka lulus dan benar-benar terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.
3.         Bagi Panitia Pelaksana KKN
Dalam hal ini yang harus diperhatikan antara lain :
a.         Perlu adanya persiapan yang matang, karena yang akan dihadapi mahasiswa merupakan lingkungan yang belum diketahui latar belakangnya dan tentunya dengan kultur budaya yang kemungkinan berbeda.
b.        Pembekalan yang serius bukan sekedar ajang pembagian kaos, jaket dan topi KKN  serta living kost saja, karena pembekalan adalah senjata yang sangat ampuh bagi mahasiswa peserta KKN untuk menghadapi lingkungan baru yang belum dikenal.
c.         Lebih memperhatikan peserta KKN di lapangan bukan hanya menerima laporan yang matang sehingga peserta KKN merasa diperhatikan.
Demikianlah saran dan pesan dari kami peserta KKN Desa Banaran, semoga dapat diambil guna dan manfaatnya, tidak lupa kami hanyalah manusia biasa yang selalu melakukan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua.







[1]  SUSDEC, Belajar Bersama Masyarakat, hal. 36.
READ MORE - CONTOH LAPORAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) PAR
 

Total Pageviews

Search This Blog

Most Reading

Theme images by lobaaaato. Powered by Blogger.